1. anak alay : kalau berbicara dilagu-lagukan. mendayu dayu tikad karuan ** dia pikir itu hal terbaik yang bisa dia lakukan.
anak sombong : ngomongnya pendek dan tak jelas.
2.anak alay : kalu sms penuh dengan variasi huruf besar kecil yang bikin mata sakit buat bacanya :)
Anak sombong : smsnya super pendek dan lagaknya kayak orang judes **hemat pilsa kali yaa,,, hahah
3. anak alay : dandannya pakai baju merah kuning hijau kayak pelangi, jilbab di harakiri kayak orang mau bunuh diri. daaaannnn, pakai bros sebesar bola volly,, hahaha
anak sombong: dandan menor, baju tiap hari gantii **tapi siapa yang tahu kalau itu baju pinjama???? haha
4. anak alay : kalau ketemu orang baru, sokk kenalnya minta ampunnn, ngajak ngbrol dari a-z tapi pokok bahasannya gak jelas,,,
anak sombong : kalau ketemu orang yang sudah dikenal belagak cuek, noleh aja gak,, jalannya lenggak-lenggok pakai highhills...... dan, ujung2nya kecemplung got. hahahaha :D
Berikan senyum untuk setiap orang yang kamu temui
Beratnya beban hidup yang kita pikul sekarang, masih banyak orang yang beban hidupnya lebih berat. Tapi itu di dunia,,,
ketika di Akhirat kita tidak tahu apakah beban kita akan lebih ringan atau sebaliknya :)
ketika di Akhirat kita tidak tahu apakah beban kita akan lebih ringan atau sebaliknya :)
Selasa, 26 Februari 2013
Sabtu, 23 Februari 2013
melihat apa yang tidak akan dilihat orang lain
kebaikan jiwa seseorang kan diukur oleh keikhlasan yang dia terapkan setiap hari.
ukuran cobaan bagi seseorang itu "relatif", ketika dia bisa menghadapinya dengan sabar dan hati tersenyum maka hal tersebut baginya bukanlah cobaan.
yakinlah,, ketika hari ini kamu menghadapi kesulitan, entah itu tahun kapan kamu akan mendapatkan kemudahan dengan bentuk yang berbeda.
bersyukurlah atas apa yang telah kamu miliki. Meskipun terkadang apa yang kita miliki terlihat hina oleh orang lain, namun untuk 2 atau 3 atau mungkin beberapa tahun lagi kita akan merasakan bahwa apa yang kita miliki saat itu adalah hal terindah yang pernah kita miliki,,
hidup terlihat rendah di mata manusia bukanlah masalah yang harus dibesarkan. tapi tak dapat dipungkiri juga ketika kita dihina oleh orang lain itu akan membuat kita merasa benar-benar jatuh, ingin marah dengan yang menciptakan kita,,
kawan, selalu ingat yang Maha Kuasa ya,,,
bersyukur dengan apa yang kita miliki akan membuat kita menjadi manusia yang mulia di "mata"-Nya..
Bintang.
ukuran cobaan bagi seseorang itu "relatif", ketika dia bisa menghadapinya dengan sabar dan hati tersenyum maka hal tersebut baginya bukanlah cobaan.
yakinlah,, ketika hari ini kamu menghadapi kesulitan, entah itu tahun kapan kamu akan mendapatkan kemudahan dengan bentuk yang berbeda.
bersyukurlah atas apa yang telah kamu miliki. Meskipun terkadang apa yang kita miliki terlihat hina oleh orang lain, namun untuk 2 atau 3 atau mungkin beberapa tahun lagi kita akan merasakan bahwa apa yang kita miliki saat itu adalah hal terindah yang pernah kita miliki,,
hidup terlihat rendah di mata manusia bukanlah masalah yang harus dibesarkan. tapi tak dapat dipungkiri juga ketika kita dihina oleh orang lain itu akan membuat kita merasa benar-benar jatuh, ingin marah dengan yang menciptakan kita,,
kawan, selalu ingat yang Maha Kuasa ya,,,
bersyukur dengan apa yang kita miliki akan membuat kita menjadi manusia yang mulia di "mata"-Nya..
Bintang.
Rabu, 20 Februari 2013
galau mikir KTI
cerita tentang galau gak akan ada habisnya
KTI sungguh menggodaku untuk selalu bersabar
mata ini ingin tarpejam dengan rapat,tapi kertas KTI selalu saja tarbayang di depan mata
salah apa sebenarnya aku ini???
kamu juga,, kenapa membuat masalah yang mempersulit diri kita masing-masing
kalau cinta jangan saling menyakiti,,,,,,,,,,
hanya itu :)
KTI sungguh menggodaku untuk selalu bersabar
mata ini ingin tarpejam dengan rapat,tapi kertas KTI selalu saja tarbayang di depan mata
salah apa sebenarnya aku ini???
kamu juga,, kenapa membuat masalah yang mempersulit diri kita masing-masing
kalau cinta jangan saling menyakiti,,,,,,,,,,
hanya itu :)
Selasa, 19 Februari 2013
Laporan Akhir Praktek Komunitas dan MMD
LAPORAN HASIL
PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS
DI DS.
PULEREJO, KEC. PILANGKENCENG, KAB.
MADIUN
7
JANUARI – 2 PEBRUARI 2013
Disusun Oleh :
Mahasiswa
Semester V
Akademi Kebidanan Global Medika Madiun
Di Ds.
Pulerejo, Kec. Pilangkenceng, Kab.
madiun
PROGRAM STUDI D III
KEBIDANAN GLOBAL MEDIKA MADIUN
TAHUN 2013
Jl. Margobawero Gg.III
Mojorejo Telp. ( 0351 ) 7513999
LAPORAN
HASIL
PRAKTIK
KEBIDANAN KOMUNITAS
DI DESA
PULEREJO, KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN
7
JANUARI- 2 FEBRUARI 2013
Telah disahkan dan disetujui pada hari , / /
|
|
Direktur
Akademi Kebidanan Global Medika
Dijanti, S. ST
Kepala Puskesmas Krebet Kepala
Desa Pulerejo
( ) ( SUNARTO)
Kepala Kecamatan Pilangkenceng
( BIBIT PURWANTO )
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) merupakan rangkaian kegiatan masyarakat yang
dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri
sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang
kesehatan dan di bidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat
sejahtera (Nasful Effendy.1998). Kegiatan tersebut merupakan bagian integral
dari pembangunan nasional umumnya dan Pernbangunan desa pada khususnya.
Kegiatan ini diharapkan muncul atas kesadaran dan prakarsa masyarakat sendiri
dengan bimbingan dan pembinaan dari pemerintah secara lintas program dan lintas
sektoral (Depkes RI.1989).
Kegiatan ini mernpunyai ciri bahwa setiap keputusan dalam rangka pelaksanaan
kegiatan ditetapkan oleh masyarakat sendiri melalui musyawarah mufakat yang
disebut Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Desa Pulerejo merupakan salah satu desa yang pengelolaan
kesehatannya termasuk dalam wilayah Puskesmas Krebet. Menurut data yang
diperoleh dari Dinas Kesehatan, wilayah Pulerejo merupakan wilayah
yang tepat untuk diadakan PKMD untuk meningkatkan peran masyarakat desa.
Berdasarkan data dari puskesmas Krebet, desa Pulerejo merupakan desa yang
tergolong padat penduduknya dan pendidikan kesehatan dirasakan belum menjadi
kebutuhan bagi masyarakat. Kesehatan lbu dan anak yang menjadi fokus utama
dalam kegiatan PKMD ini diharapkan dapat lebih memotivasi masyarakat untuk
meningkatkan kegiatan posyandu yang telah berjalan.
Untuk itu mahasiswa program studi DIII Kebidanan Akademi Kebidanan
Global Medika Madiun yang melaksanakan PKMD di desa Pulerejo akan berusaha
membantu masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang ada di lingkungan
itu dengan memberikan informasi, komunikasi dan edukasi sebagai wujud
intervensi dan implementasi.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri di bidang kesehatan
dalam rangka peningkatan mutu hidup.
1.2.2
Tujuan Khusus
1.
Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan
potensi yang dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan
mutu hidup mereka.
2.
Mengembangkan kemampuan dan prakarsa
masyarakat untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan
kesehatan mereka sendiri.
3.
Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga
masyarakat setempat yang mampu terampil serta mau berperan aktif dalam kegiatan
pembangunan desa.
4.
Meningkatkan kesehatan masyarakat dalam
arti memenuhi beberapa indikator :
-
Angka kesakitan menurun.
-
Angka kematian menurun, terutama kematian Ibu dan bayi.
-
Angka kelahiran menurun.
-
Menurunnya
angka kekurangan gizi pada anak balita.
1.3 Sasaran, Tempat
dan waktu.
Sasaran : Masyarakat desa pulerejo khususnya kesehatan
ibu dan anak.
Tempat : Desa Pulerejo, Kec. Pilangkenceng, Kab. Madiun.
Waktu :
Dilaksanakan pada tanggal 7 Januari – 2 Februari 2013.
1.4 Manfaat
1.4.1
Bagi Institusi
Sebagai
bahan pertimbangan, masukan dan informasi untuk mengambil keputusan bagi
Puskesmas dan jaringannya dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dalam rangka peningkatan
mutu hidup serta mengaktifkan kegiatan masyarakat dalam
meningkatkan PHBS.
1.4.3 Bagi Mahasiswa
Dapat
menambah pengetahuan tentang masyarakat khususnya Kesehatan Ibu dan Anak dan
masyarakat pada umumnya.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 Pendahuluan yaitu terdiri dari latar
belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB 2 Tinjauan Pustaka yaitu terdiri dari
konsep komunitas dan konsep PKMD.
BAB 3 Asuhan Kebidanan Komunitas terdiri
dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB 4 Pembahasan.
BAB 5 Penutup terdiri dari kesimpulan dan
saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Komunitas
Masyarakat adalah Sekumpulan manusia
yang saling bergaul atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu bersifat kontinue dan terikat oleh suatu
rasa identitas bersama.
(Koentjaraningrat,
1990).
Komunitas adalah Menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal
disuatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu dimana yang
menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya dibandingkan
dengan penduduk diluar batas wilayahnya.
(Soerdjono
Soekanto, 1982).
Masyarakat adalah Sekelompok manusia
yang mendiami teritorial tertentu dan adanya sifat-sifat yang saling
tergantung, adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama.
( Mac Laver, 1957).
2.2 Ciri- Ciri Masyarakat
Masyarakat mempunyai ciri-ciri :
1.Interaksi diantara sesama anggota masyarakat.
2.Menempati wilayah dengan batas- batas tertentu.
3.Saling tergantung satu dengan yang lain.
4.Memiliki adat istiadat tertentu/ kebudayaan.
5.Memiliki identitas bersama.
2.3 Tipe- Tipe Masyarakat
Menurut Gilin & Gilin lembaga masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
2.3.1.1
Dilihat dari sudut
perkembangannya
Crecive Institution
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan
lembaga-lembaga yang secara tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat dari
masyarakat, misalnya yang menyangkut : hak milik, perkawinan, agama.
Enacted Institution
Lembaga masyarakat yang sengaja dibentuk untuk memenuhi
tujuan tertentu, misalnya: lembaga perdagangan, pertanian.
2.3.1.2
Dari sudut sistem nilai
1. Basic
Institution
Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk
memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat, diantaranya
keluarga, sekolah-sekolah yang dianggap sebagain institusi dasar pokok.
2. Subsidiary
Institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi
dianggap kurang penting, karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja,
misalnya pembentukan panitia rekreasi, pelantikan/ wisuda bersama dan
sebagainya.
2.3.1.3
Dari sudut penerimaan
masyarakat
1.
Approved
atau Social Sanctioned Institution
Adalah lembaga yuang diterima oleh masyarakat seperti
sekolah, perusahaan, koperasi dan sebagainya.
2.
Unsanctioned
Institution
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh
masyarakat, walaupun kadang-kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya,
misalnya kelompok penjahat, pemeras, pelacur, gelandangan dan pengemis, dll.
2.3.1.4
Dari sudut
penyebarannya
1. General
Institution
Adalah lembaga masyarakat didasarkan atas faktor
penyebarannya, misalnya agama dan dikenal hampir semua masyarakat dunia.
2. Restriced
Institution
Adalah lembaga-lembaga agama yang dianut oleh masyarakat
tertentu saja, misalnya Budha banyak dianut oleh Vietnam, Kristen Khatolik
banyak dianut oleh masyarakat Prancis, Italia. Islam banyak dianut oleh
masyarakat Arab dan sebagainya.
2.3.1.5
Dari sudut fungsimya
1. Operative
Institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau
tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan,
seperti lembaga industri.
2. Regulative
Institution
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi
adat-istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak dari pada
lembaga itu sendiri, misalnya lembaga hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan
dan sebagainya.
2.4 Ciri-Ciri Masyarakat Indonesia
Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi dalam 3 kategori dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Masyarakat
Desa
a)
Hubungan
keluarga dan masyarakat sangat kuat.
b)
Hubungan
didasarkan pada adat- istiadat yang kuat sebagai organisasi sosial.
c)
Percaya
pada kekuatan- kekuatan gaib.
d)
Tingkat
buta huruf relatif tinggi.
e)
Berlaku
hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan dipahami oleh setiap orang.
f)
Tidak
ada lembaga pendidikan khusus dibidang tekhnologi dan keterampilan diwariskan
oleh orang tua langsung kepada keturunannya.
g)
Sistem
ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagian
kecil dijual dipasaran untuk memenuhi kebutuhan lainnya dan uang berperan
sangat terbatas.
h)
Semangat
gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi sangat kuat.
2.
Masyarakat
Madya
a)
Hubungan
keluarga masih tetap kuat dan hubungan masyarakat mulai mengendor.
b)
Adat-
istiadat masih dihormati dan sikap masyarakat mulai terbuka dari pengaruh luar.
c)
Timbul
rasionalitas pada cara berfikir sehingga kepercayaan terhadap kekuatan gaib
mulai berkurang dan akan timbul kembali apabila telah kehabisan akal.
d)
Timbul
lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan dasar dan
menengah.
e)
Tingkat
buta huruf sudah mulai menurun.
f)
Hukum
tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
g)
Ekonomi
masyarakat lebih banyak mengarh kepada produksi pasaran sehingga menimbulkan
deferensiasi dalam struktur masyarakat karenanya uang semakin meningkat
penggunaannya.
h)
Gotong
royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial dikalangan keluarga dan
tetangga dan kegiatan umum lainnya didasarkan pada upah.
3.
Masyarakat
Modern
a)
Hubungan
antar manusia didasarkan atas kepentingan pribadi.
b)
Hubungan
antar masyarakat secara terbuka dalam suasana saling pengaruh-mempengaruhi.
c)
Kepercayaan
masyarakat yang kuat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
d)
Strata
masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang didapat dan dipelajari
serta ditingkatkan dalam lembaga keterampilan dan kejuruan.
e)
Tingkat
pendidikan formal tinggi dan merata.
f)
Hukum
yang berlaku adalah hukum tertulis yang kompleks.
g)
Ekonomi
hampir seluruhya ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan uang dan alat
pembayaran lainnya.
2.5 Ciri- Ciri Masyarakat Sehat
a)
Peningkatan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
b)
Mengatasi
masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak
c)
Peningkatan
upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan
dan dimanfaatkan oleh measyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup
d)
Peningkatan
ststus gizi masyarakat berkaitan dengan peninmgkatan status sosial ekonomi
masyarakat.
e)
Penurunan
angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.
2.6
Konsep PKMD
2.6.1
Pengertian
Pembangunan Kesehatan masyarakat
Desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar
gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan
masalah untuk memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang lain yang
berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera (Nasrul Effendy, 1998).
2.6.2
Tujuan
2.6.1.1 Tujuan
Umum
Untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dalam rangka peningkatan
mutu hidup.
2.6.1.2 Tujuan
Khusus
a)
Menumbuhkan
kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk menolong diri mereka
sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka.
b)
Mengembangkan
kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara aktif dan berswadaya
dalam meningkatkan kesehatn mereka sendiri.
c)
Menghasilkan
lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu terampil serta mau
berperan aktif dalam kegiatan pembangunan desa.
d)
Meningkatkan
kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa indikator :
e) Angka
kesakitan menurun.
f)
Angka
kematian menurun, terutama kematian Ibu
dan bayi.
g) Angka
kelahiran menurun.
h)
Menurunnya
angka kekurangan gizi pada anak balita.
2.7 Ciri-ciri PKMD
a) Kejadian
dilaksanakan atas dasar kesadaran, kemampuan dan prakarsa masyarakat sendiri,
dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan kegiatan untuk mengatasi masalah
kesehatan yang memang dirasakan oleh masyarakat sendiri sebagal kebutuhan.
b)
Perencanaan
kegiatan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawarah dan mufakat.
c)
Pelaksanaan
kegiatan berlandaskan pada peran serta aktif dan swadaya masyarakat dalam arti
memanfaatkan secara optimal kemampuan dan sumber daya yang dimiliki.
d)
Masukan
dari luar hanya bersifat memacu, melengkapi dan menunjang tidak nengakibatkan
ketergantungan.
e)
Kegiatan
dilakukan oleh tenaga-tenaga masyarakat setempat.
f) Memanfaatkan
teknologi tepat guna.
g) Kegiatan
yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakup salah satu dari 8 unsur PHC.
2.8 Prinsip-Prinsip PKMD
a) Kegiatan
masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat
setempat walaupun kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan kesehatan secara
secara langsung. Ini berarti bahwa kegiatan tidak hanya terbatas pada aspek
kesehatan saja, melainkan juga mencakup aspek-aspek kehidupan lainnya yang
secara tidak langsung menunjang peningkatan taraf kesehatan.
b)
Dalam
membina kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik :
c)
Antar
dinas-dinas / instansi-instansi / lembaga-lembaga lainnya yang bersangkutan.
d)
Antar
dinas-dinas / instansi-instansi / lembaga-lembaga tersebut dengan masyarakat
e) Dalam
hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau kebutuhannya sendiri, maka
pelayanan langsung diberikan oleh sektor yang
bersangkutan.
2.9
Ruang
Lingkup
Tujuan PKMD adalah meningkatkan status kesehatan dalam
rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Namun demikian status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai
faktor terutama lingkungan dan faktor perilaku masyarakat oleh karenanya
kegiatan PKMD tidak terbatas dalam bidang pelayanan kesehatan saja, akan tetapi
menyangkut juga kegiatan di luar kesehatan yang berkaitan dengan peningkatan
status kesehatan dan perbaikan mutu hidup masyarakat. Misalnya kegiatan usaha
bersama dalam bentuk koperasi simpan pinjam untuk meningkatkan pendapatan, atau
usaha bersama untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat dengan bekerja
sambil belajar dan sebagainya. Pengembangan PKMD tidak terbatas pada daerah
pedesaan saja, akan tetapi juga meliputi masyarakat daerah perkotaan yang
berpenghasilan rendah.
Kegiatan
partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pos pelayanan terpadu 5 program (KIA,
KB, gizi, imunisasi dan penaggulangan diare), juga merupakan salah satu bentuk
dari kegiatan PKMD.
2.10
Strategi
pembinaan
a) Tim
Pembina PKMD di masing-masing tingkat sekaligus dijadikan sebagai forum
koordinasi di masing-masing tingkat
b) Setiap
kegiatan partisipasi masyarakat yang akan dipromosikan oleh salah satu sektor,
terlebih dahulu dibahas dalam forum koordinasi, untuk memungkinkan bantuan dari
sektor-sektor lain untuk menghindari tumpang tindih.
c)
Jenis
bantuan apapun yang akan dijalankan harus selalu berdasarkan pada proporsi
kebutuhan masyarakat setempat
d)
Seluruh
tahap kegiatan mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, penilaian,
pembinaan, sampai pada perluasaan, dilakukan oleh masyarakat sendiri dan di
mana perlu dibantu oleh pemerintah secara lintas program dan lintas sektoral.
e)
Wadah
kegiatan PKMD adalah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) sesuai Surat
Keputusan Presiden nomor 28 tentang Penyempurnaan dan penempatan fungsi Lembaga
Swadaya Desa menjadi LKMD. Maka pada dasarnya LKMD merupakan wadah partisipasi
masyarakat dalam pembangunan desa.
f)
PKMD
adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyrakat dari masyarakat untuk masyarakat.
Pengembangan dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah adalah suatu pendekatan,
bukan program yang tersendiri.
2.11
Pengembangan
dan Pembinaan
a.
Pengembangan dan
pembinaan PKMD berpedoman, kepada GBHN.
b.
Pengembangan dan
pembinaan PKMD dilaksanakan dengan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
melalui pendekatan edukatif.
c.
Koordinasi pembinaan
melalui jalur fungsional pada tiap tingkatan, tingkat propinsi oleh gubernur,
tingkat kabupaten oleh bupati, tingkat kecamatan oleh camat.
d.
PKMD
merupakan bagian integral dari pembangunan desa secara keseluruhan.
e.
Kegiatan
dilaksanakan dengan membentuk mekanisme
kerja yang efektif antara instansi-instansi yang berkepentngan dalam pembinaan
masyarakat desa
f.
Puskesmas
sebagai pusat pengembangan dan pembangunan kesehatan berfungsi sebagai
dinamisator.
2.12
Mekanisme pembinaan peran serta masyarakat dalam PKMD
a.
Untuk
mengenal masalah dan kebutuhan mereka sendiri, masyarakat mendapatkan bimbingan
dan motivasi dari puskesmas yang bekerjasama dengan sektor-sektor yang
bersangkutan.
b.
Pemuka
masyarakat diarahkan untuk membahas masalah dan kebutuhan yang dirasakan oleh
mereka dan membimbing untuk memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan sumber
daya setempat yang tersedia.
c.
Dalam
hal masalah, atau kebutuhan hanya sebagian dapat diatasi sendiri, maka
puskesmas bersama dengan sektor yang bersangkutan memberi bantuan teknis, atau
materi yang dibutuhkan dengan catatan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.
d.
Dalam
hal masalah dan kebutuhan masyarakat tidak mungkin diatasi sendiri, maka
pelayanan langsung diberikan oleh puskesmas dan atau sektor yang bersangkutan.
2.13
Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD
a.
Masyarakat
perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang kesehatan dan tentang
program-program yang dilaksanakan pemerintah.
b.
Masyarakat perlu
dikembangkan kesadarannya akan potensi dan sumber daya yang dimiliki serta
harus dikembangkan dan dibina kemampuan dan keberaniannya untuk berperan secara
aktif dan berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka.
c.
Sikap mental pihak
penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat menyadari
bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk menolong diri mereka sendiri,
dalam meningkatkan mutu hidup dan kesehatan mereka.
d.
Harus ada kepekaan dari
para pembina untuk memahami aspirasi yang tumbuh di masyarakat dan dapat
berperan secara wajar dan tepat.
e.
Harus ada keterbukaan
dan interaksi yang dinamis dan berkesinambungan baik antara para pembina maupun
antara pembina dengan masyarakat, sehingga muncul arus pemikiran yang mendukung
kegiatan PKMD.
2.14
Persiapan
bagi pelaksana
Persiapan bagi
pelaksana dari Masyarakat sangat penting artinya. Persiapan
yang dimaksud dapat dilakukan melalui :
a.
Pelatihan leader.
b.
Kunjungan kerja.
c.
Studi perbandingan.
2.15
Pengadaan
fasilitas
Kelestarian PKMD akan lebih
terjamin bila fasilitas yang disediakan dari swadaya masyarakat melalui potensi
dan sumber daya yang ada di masyarakat yang dapat digali dan dimanfaatkan. Bila
masyarakat tidak memilikinya barulahpara penyelenggara pembinaan PKMD berusaha
untuk memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan ketentuan
tidak menimbulkan ketergatungan bagi masyarakat.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
KOMUNITAS
3.1 PENGKAJIAN
Tanggal
: 7 Januari 2013
3.1.1
Pengumpulan Data
3.1.1.1 Data Umum
Pendataan
dilakukan pada desa Pulerejo kec.Pilangkenceng kab.Madiun dengan jumlah 1287 KK dan jumlah penduduk 3746 jiwa.
A. Identitas desa
Nama Desa :
Pulerejo
Kecamatan :
Pilangkenceng
Kabupaten :
Madiun
Terdiri dari : 5 Dusun
-
Dusun Panjen
-
Dusun Sumur
-
Dusun Puhti
-
Dusun Sumber belik
-
Dusun Bagbogo
B. Keadaan Geografis
Batas Wilayah :
Batas Utara : Desa Ngale
Batas Selatan : Desa Muneng
Batas Timur : Desa Pilang kenceng
Batas Barat : Desa Puhti, Kec. karangjati
Luas wilayah : 519.815 ha/m²
C. Jumlah Penduduk : 3746 Jiwa
Jumlah KK : 1287 Jiwa
D. Sarana dan Prasarana Kesehatan
1. 9 Posyandu
a) Posyandu Panjen : 5 kader
b) Posyandu Sumur : 5 kader
c) Posyandu Puhti 8 : 8 kader( dibagi 2 )
d) Posyandu Sumber Belik : 5
kader
e) Posyandu Bagbogo : 5 kader
2. Posyandu Lansia : 3 tempat
3. Poskesdes : 1 buah
4. Ambulan Desa : 7 buah
5. Puskesmas Pembantu : 1 buah
E. Demografi
Tabel.1 Distribusi
pembagian wilayah desa pulerejo.
No.
|
Pembagian wilayah
|
Jumlah KK
|
1.
|
Dusun Panjen
|
316
|
2.
|
Dusun Puhti
|
254
|
3.
|
Dusun Sumur
|
377
|
4.
|
Dusun Bagbogo
|
164
|
5.
|
Dusun Sumber Belik
|
176
|
|
Jumlah
|
1287
|
Interpretasi Data:
Dari tabel di atas diketahui
jumlah KK menurut pembagian wilayah di desa Pulerejo terbanyak adalah dusun
Sumur.
Tabel. 2 Distribusi frekuensi jenis kelamin di Desa
Pulerejo.
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
%
|
Laki-laki
|
1913
|
50,4%
|
Perempuan
|
1879
|
49,6%
|
Jumlah
|
3792
|
100 %
|
Interpretasi data :
Dari tabel di atas didapatkan bahwa jumlah
penduduk yang terbanyak adalah jenis
kelamin Laki –laki. Namun perbandingan antara laki-laki dan perempuan hampir
seimbang.
F. Sosial-Ekonomi dan Budaya
Tabel.3 Distribusi frekuensi jenis pekerjaan di
Desa Pulerejo
No
|
Jenis Pekerjaan
|
Jumlah
|
%
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
PNS
Swasta
TNI/Polri
Petani
Tidak bekerja
|
37
375
11
1300
90
|
2%
20%
1%
72%
5%
|
|
Jumlah
|
1813
|
100 %
|
Interpretasi data :
Dari data yang ada dapat diketahui bahwa
penduduk Desa Pulerejo mayoritas pekerjanya adalah Petani.
Tabel.4 Distribusi frekuensi sumber air bersih di
Desa Pulerejo
No.
|
Asal Air
|
Frekuensi
|
%
|
1
2
3
4
|
Kamar mandi sendiri
Kamar mandi umum
Mata air
PMA
|
1068
180
26
13
|
83%
14%
2%
1%
|
|
Jumlah
|
1287
|
100 %
|
Interpretasi data :
Dari tabel diatas
didapatkan sumber air bersih penduduk Desa Pulerejo mayoritas berasal dari
sumur sendiri.
Tabel.5 Distribusi frekuensi status kepemilikan
sumber air bersih
No.
|
Status kepemilikan
|
Frekuensi
|
%
|
1.
2.
3.
|
Milik sendiri
Umum
Menumpang
|
1124
87
76
|
87%
7%
6%
|
Jumlah
|
1287
|
100 %
|
Interpretasi data :
Dari tabel diatas
didapatkan bahwa status kepemilikan sumber air bersih di Desa Pulerejo mayoritas milik
sendiri.
Tabel.6 Distribusi frekuensi jenis jamban di Desa Pulerejo
Jenis Jamban
|
Jumlah
|
%
|
Angsalatrin
Cemplung
Sungai
|
173
216
2
|
44%
55%
1%
|
Jumlah
|
391
|
100 %
|
Interpretasi data :
Dari data didapatkan
bahwa penduduk desa Pulerejo mayoritas menggunakan Cemplung untuk sarana BAB.
Tabel.7 Distribusi frekuensi macam pembuangan
limbah di Desa Pulerejo.
No
|
Macam pembuangan limbah
|
Jumlah
|
%
|
1.
2.
3.
|
Ada memenuhi syarat
Ada tidak memenuhi syarat
Tidak ada
|
397
640
66
|
36%
58%
6%
|
|
Jumlah
|
1103
|
100%
|
Interpretasi Data:
Dari tabel di atas didapatkan bahwa
sebagian besar masyarakat Desa. Pulerejo memiliki pembuangan limbah tetapi tidak memenuhi syarat. .
Tabel.8 Distribusi frekuensi keberadaan pekarangan
di desa Pulerejo
No
|
Keberadaan Pekarangan
|
Jumlah
|
%
|
1.
2.
|
Ada
Tidak ada
|
761
342
|
69%
31%
|
|
Jumlah
|
1103
|
100 %
|
Interpretasi data :
Dari data di atas didapatkan bahwa hampir
seluruh penduduk di desa Pulerejo memiliki pekarangan rumah.
Tabel.9 Distribusi
frekuensi keadaan pekarangan di desa Pulerejo.
No
|
Keberadaan Pekarangan
|
Jumlah
|
%
|
1.
2.
|
Dimanfaatkan
Tidak dimanfaatkan
|
684
419
|
62%
38%
|
|
Jumlah
|
1103
|
100 %
|
Interpretasi data:
Dari data diatas didapatkan
hampir keseluruhan keadaan pekarangan desa Pulerejo yang dimanfaatkan.
G. Data Kesehatan
Tabel.10 Distribusi frekuensi jenis penyakit yang
sering muncul
No
|
Jenis penyakit
|
Jumlah
|
%
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Hipertensi
Flu
Asam Urat
Diabetes Melitus
Gannguan Jiwa
Sakit Mata
Penyakit Lambung
DBD
Penyakit paru-paru
Lain-lain
|
77
172
60
11
2
8
11
3
23
161
|
15%
33%
11%
2%
0.3%
1%
2%
1%
4%
31%
|
|
Jumlah
|
528
|
100 %
|
Interpretasi data :
Dari data diatas didapatkan bahwa jenis
penyakit terbanyak pada masyarakat desa Pulerejo adalah Flu.
Tabel.11 Distribusi Kesehatan Ibu dan Anak desa Pulerejo.
No.
|
Diagram KIA
|
Jumlah
|
%
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Bumil
Bulin
Bufas
Buteki
Bayi/Balita
Apras
Usia Sekolah
Remaja
Menopouse
Lansia
|
17
22
7
48
196
95
353
495
149
539
|
1%
1%
1%
3%
10%
5%
18%
26%
8%
28%
|
|
Jumlah
|
1921
|
100%
|
Interpretasi
Data:
Dari
data diatas bahwa Jumlah Diagram KIA terbanyak di desa pulerejo adalah Lansia.
Tabel.12
Distribusi Skrining ibu hamil di Desa Pulerejo.
Interpretasi data :
Dari tabel di atas didapatkan bahwa masih adanya kesenjangan antara K 1 dengan
K4 murni. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran ibu hamil di Desa Pulerejo untuk periksa
kehamilan pertama kali pada usia kehamilan <3 bulan masih tergolong rendah.
Begitu pula dengan pencapaian K4 yang terpaut jauh jika dibanding dengan K1. Hal ini juga
menunjukkan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan kunjungan kehamilan
secara rutin.
Tabel.13 Distribusi frekuensi Penolong Persalinan,
Tempat Persalinan, Tindakan di desa Pulerejo.
No.
|
Jumlah
Bulin
|
Penolong Persalinan
|
Tempat Persalinan
|
||
Medis
|
Non medis
|
Medis
|
Non medis
|
||
1.
|
22
|
22
|
-
|
22
|
-
|
Interpretasi Data: Dari tabel di atas didapatkan bahwa seluruh
Ibu bersalin di Desa Pulerejo ditolong oleh nakes dan tempat bersalin di tenaga
kesehatan.
Tabel 14. Distribusi Ibu Nifas Desa Pulerejo.
No.
|
Jumlah nifas
|
Masalah ibu nifas
|
Periksa kesehatan
|
|||
Iya
|
tidak
|
Bidan
|
Dokter
|
Puskesmas/RS
|
||
1.
|
7
|
-
|
7
|
7
|
-
|
-
|
Interpretasi Data:
Dari data diatas didapatkan jumlah
ibu nifas desa pulerejo semuanya tidak memiliki masalah dan semua ibu nifas
memeriksakan diri ke tenaga kesehatan.
Tabel. 15 Distribusi Frekuensi Ibu menyusui secara eksklusif di Desa Pulerejo.
No.
|
Menyusui
|
Jumlah
|
%
|
1.
2.
|
Ibu menyusui secara
ekslusif.
Ibu menyusui tidak
ekslusif.
|
44
4
|
92%
8%
|
|
Jumlah
|
48
|
100 %
|
Interpretasi data : Dari data didapatkan bahwa prosentase ibu menyusui secara eksklusif di Desa Pulerejo tergolong hampir menyeluruh. Hal ini menunjukkan
bahwa kesadaran ibu yang baik untuk memberikan ASI
dalam pemenuhan gizi untuk bayinya.
Tabel.16 Distribusi Status Imunisasi pada
Bayi/Balita di Desa pulerejo.
No.
|
Jenis Imunisasi
|
Pencapaian %
|
1
2
3
4
5
|
Hepatiti B (Uniject)
BCG
DPT 1
Polio
Campak
|
84%
91%
91%
91%
91%
|
Interpretasi Data: Dari data didapatkan bahwa persentase pencapaian imunisasi lengkap belum
memenuhi pencapaian. Dari data didapatkan bahwa masih adanya bayi/balita yang belum mendapatkan imunisasi Lengkap. Hal ini terjadi karena adanya kesadaran
yang masih rendah pada orang tua untuk mengimunisasikan bayinya/adanya bayi
yang sedang sakit pada saat jadwal pemberian imunisasi.
Tabel. 17 Distribusi frekuensi
SKDN di Desa Pulerejo.
No.
|
Cakupan SKDN
|
Jumlah
|
1
2
3
4
|
S
K
D
N
|
228
228
164
74
|
Keterangan :
S : Seluruh balita yg ada di desa
K : Balita yang punya KMS
D : Balita yang datang/ditimbang
N : Balita yang BB nya naik
Interpretasi data :
-
Dari data didapatkan bahwa pencapaian angka kehadiran balita
dalam Posyandu kurang dari target. Hal ini disebabkan karena kurangnya
kesadaran ibu untuk membawa bayinya ke Posyandu. Khususnya pada ibu yang
mempunyai Balita tidak hanya dilakukan penimbangan tetapi juga dilakukan tes
terhadap tumbuh kembang anak (yaitu 2x/th)
-
Dari data didapatkan bahwa jumlah Balita yang naik berat
badannya setelah dilakukan penimbangan kurang dari target. Hal ini menunjukkan
bahwa status gizi Balita di Desa Pulerejo masih rendah.
Tabel. 18 Distribusi frekuensi
status gizi balita di Desa Pulerejo.
No.
|
Status Gizi
|
Jumlah
|
%
|
1.
2.
3.
|
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
|
138
20
-
|
87%
13%
|
|
Jumlah
|
158
|
100%
|
Interpretasi data : Dari data didapatkan
bahwa masih adanya balita dengan status gizi kurang sejumlah di Desa Pulerejo.
Tabel. 19 Distribusi frekuensi
akseptor KB aktif desa pulerejo
No.
|
Jenis Kontrasepsi
|
Jumlah
|
%
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
Suntik
Pil
IUD
Implan
MOW
MOP
Kondom
Kalender
|
377
149
63
18
19
1
7
1
|
59%
24%
10%
3%
3%
0%
1%
0%
|
|
Jumlah
|
635
|
100%
|
Interpretasi data: Dari data didapatkan
bahwa jumlah peserta KB aktif dari jumlah PUS dan bukan PUS adalah 635 peserta. Mayoritas peserta KB memakai
jenis akseptor KB Suntik.
3.2
PERENCANAAN
3.2.1 Rumusan Masalah
Setelah
melaksanakan pengkajian data primer dari masyarakat dan telah didapatkan data
kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak, maka telah ditemukan beberapa
masalah sehingga diadakan perencanaan masalah melalui musyawarah masyarakat
desa.
Musyawarah masyarakat desa di desa Pulerejo :
a. Persiapan
Sebelum dilakukan acara MMD dlakukan persiapan-persiapan
antara lain
1. Persiapan tempat
2. Persiapan konsumsi
3. Persiapan ruangan
4. Persiapan sound system
5.
Menghubungi kepala desa Pulerejo beserta perangkat,
kepala puskesmas, bidan desa
6. Membagikan undangan
b.
Pelaksanaan MMD
MMD di desa Pulerejo dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Januari 2013, jam 09.00 WIB, dengan dihadiri undangan yang terdiri dari:
1.
Kepala desa Modangan
2.
Kepala Puskesmas Ngelegok
3. Pembimbing Lapangan (
Bidan Desa Pulerejo )
4.
Pamong desa Modangan, ketua RT, kader beserta masyarakat desa Pulerejo.
Adapun susunan acara
MMD tersebut adalah :
1.
Pembukaan
2.
Sambutan-sambutan
-
Kepala Desa Modangan
3.
Acara inti MMD
-
Pembacaan hasil pendataan
-
Analisa data dan penggalian masalah -
masalah kesehatan ibu dan anak
-
Penerimaan prioritas masalah
-
Pemecahan masalah
4.
Penutup
3.3
Hasil dari Musyawarah Masyarakat Desa yang
telah dilaksanakan adalah ditemukannya masalah kesehatan masyarakat yang
terdiri dari :
1. Masih adanya ibu yang
meninggal dalam kurun waktu 3 bulan terakhir ini.
2. Kurangnya kesadaran
ibu yang memiliki balita untuk membawa balitanya ke posyandu.
3. Tingginya angka
akseptor KB pil yang membeli pil kontrasepsi tidak pada tempat pelayanan
kesehatan.
4. Mengaktifkan kembali
posyandu lansia sehubungan dengan penyakit kronis pada lansia.
5. Tingginya angka
keluarga yang tidak memenuhi persyaratan PHBS.
No.
|
Masalah
|
Perencanaan
|
1.
|
Masih adanya ibu yang meninggal dalam kurun waktu 3
bulan terakhir ini.
|
1. Meningkatkan
penyuluhan
2. Meningkatkan
tabulin dan dasolin
3. Mengadakan
kelas ibu hamil
|
2.
|
Kurangnya kesadaran ibu yang memiliki balita untuk
membawa balitanya ke posyandu.
|
1.
Memberikan reward
2.
Kms diberikan kepada ibu
3.
Memberikan penyuluhan per individu bagi ibu
balita yang berat badan turun
4.
Meningkatkan pmt bagi balita
|
3.
|
Tingginya angka akseptor KB pil yang membeli pil
kontrasepsi tidak pada tempat pelayanan kesehatan.
|
1.
Pemberian pil kontrasepsi saat posyandu.
|
4.
|
Mengaktifkan kembali posyandu lansia sehubungan dengan
penyakit kronis pada lansia.
|
1.
Membentuk posyandu lansia tiap dusun
2.
Pemeriksaan dan penyuluhan lansia tiap bulan
3.
Mengaktifkan senam lansia
|
5.
|
Tingginya angka keluarga yang tidak memenuhi
persyaratan PHBS.
|
1.
Menggalakkan kegiatan membasmi jentik
bekerjasama dengan kader pkk
2.
Mengadakan kerja bakti
3.
Tidak merokok di dalam rumah
|
3.4
Prioritas Masalah
3.4.1
Penyusunan masalah kesehatan dengan
prioritas masalah yaitu :
1. Masih adanya ibu yang
meninggal dalam kurun waktu 3 bulan terakhir ini.
2. Tingginya angka
akseptor KB pil yang membeli pil kontrasepsi tidak pada tempat pelayanan
kesehatan.
3. Kurangnya kesadaran
ibu yang memiliki balita untuk membawa balitanya ke posyandu.
4. Mengaktifkan kembali
posyandu lansia sehubungan dengan penyakit kronis pada lansia.
5. Tingginya angka
keluarga yang tidak memenuhi persyaratan PHBS.
3.5
Tujuan
3.5.1 Masalah Masih adanya ibu yang meninggal dalam kurun
waktu 3 bulan terakhir ini.
3.5.1.1
Tujuan jangka panjang
a. Membantu meningkatakan
mempertahan kesehatan fisik mental serta sosial ibu dan janin.
b. Mengaktifkan Desa
siaga di desa Pulerejo khususnya penandaan pada ibu hamil Risti.
c. Meningkatkan tabulin
dan dasolin.
3.5.1.2
Tujuan jangka pendek
a. Penyuluhan kesadaran masyarakat khususnya kader tentang deteksi dini
kompilkasi ibu hamil.
b. Memberikan penyuluhan
kepada ibu hamil tentang deteksi dini ibu hamil.
c. Mengadakan kelas ibu
hamil.
3.6
Rencana Tindakan
No.
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
1
|
Masih adanya ibu yang meninggal dalam
kurun waktu 3 bulan terakhir ini.
|
Mengurangi angka kematian ibu di Desa
Pulerejo.
|
1.
Tingkatkan penyuluhan
2.
Tingkatkan tabulin dan
dasolin
3.
Diadakan kelas ibu hamil
|
1. Meningkatkan penyuluhan
2. Meningkatkan tabulin dan
dasolin
3. Mengadakan kelas ibu hamil
|
S :
Warga
mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan
O : Warga bisa menjawab pertanyaan yang diberikan
A :
Kurangnya kesadaran ibu hamil tentang komplikasi.
P :
Lanjutkan
intervensi
|
2
|
Kurangnya kesadaran ibu yang memiliki
balita untuk membawa balitanya ke posyandu.
|
Meningkatkan
kesadaran ibu balita untuk hadir ke Posyandu
|
1.
berikan reward
2.
Kms diberikan kepada ibu
3.
berikan penyuluhan per
individu bagi ibu balita yang berat badan turun
4.
tingkatkan PMT bagi balita
|
1. Memberikan reward
2. Kms diberikan kepada ibu
3. Memberikan penyuluhan per individu bagi ibu balita yang berat badan
turun
4. Meningkatkan pmt bagi balita
|
S :
Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang
diberikan
O :
Ibu bisa menjawab pertanyaan yang diberikan
A :
Kurangnya kesadaran ibu-ibu balita untuk hadir ke Posyandu
P :
Memotivasi ibu-ibu balita agar teratur datang ke
Posyandu untuk menimbangkan balitanya.
|
3
|
Tingginya angka akseptor KB pil yang membeli
pil kontrasepsi tidak pada tempat pelayanan kesehatan.
|
Ibu akseptor KB pil membeli Pil di tenaga
kesehatan.
|
Pemberian pil kontrasepsi saat posyandu.
|
Memberikan Pil kontrasepsi saat Posyandu.
|
S :
Ibu setuju dengan solusi yang diberikan.
O :
Dari hasil tanya-jawab kebanyakan ibu memahami dengan penjelasan tentang membeli
Pil Kontrasepsi di tenaga kesehatan
A :
Kurangnya kesadaran tentang membeli Pil kontrasepsi di Nakes.
P :
Memotivasi ibu untuk membeli Pil kontrasepsi di Nakes.
|
4
|
Mengaktifkan kembali posyandu lansia
sehubungan dengan penyakit kronis pada lansia.
|
Memberikan asuhan kepada lansia untuk mendeteksi penyakit kronis.
|
1.
bentuk posyandu lansia tiap
dusun
2.
lakukan pemeriksaan dan
penyuluhan lansia tiap bulan
3.
aktifkan senam lansia
|
1.Membentuk posyandu lansia tiap dusun
2.Melakukan pemeriksaan dan penyuluhan lansia tiap bulan.
3.Mengaktifkan senam lansia
|
S :
Warga mengatakan mengerti dengan penjelasan
yang diberikan
O :
Lansia mau mengikuti kegiatan yg diadakan.
A :
Kurangnya kesadaran lansia tentang kesehatan serta kaikutsertaan
dalam kegiatan lansia.
P :
Lnjutkan intervensi.
|
5
|
Tingginya angka keluarga yang tidak
memenuhi persyaratan PHBS.
|
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya PHBS.
|
1.
Digalakkan kegiatan membasmi
jentik bekerjasama dengan kader pkk
2.
Diadakan kerja bakti
3.
Tidak merokok di dalam rumah
|
1.
Menggalakkan kegiatan
membasmi jentik bekerjasama dengan kader pkk
2.
Mengadakan kerja bakti
3.
Tidak merokok di dalam rumah
|
S :
Warga setuju dengan solusi yang diberikan.
O :
Dari
hasil tanya-jawab kebanyakan warga mau mengikuti kegiatan yang direncanakan
A : Kurangnya kesadaran masyarakat tentang PHBS.
P :
Lanjutkan Intervensi
|
3.7 Evaluasi
PRIORITAS MASALAH & PELAKSANAAN
No.
|
Masalah
|
Kegiatan
|
Keterangan
|
1.
|
Masih adanya ibu yang meninggal dalam kurun waktu 3 bulan terakhir ini.
|
a.
Meningkatkan
penyuluhan bumil ( penandaan bumil )
b.
Meningkatkan
Tabulin dan dasolin
c.
Mengadakan
kelas bumil
|
a.
Terlaksana
pada 18 januari 2013
b.
Terlaksana
pada 19 januari 2013
c.
Terlaksana
pada januari 2013
|
2.
|
Kurangnya kesadaran ibu yang memiliki balita untuk membawa balitanya ke
posyandu.
|
a.
Memberikan
reward pada balita yang aktif ikut posyandu
b.
KMS
diberikan kepada ibu
c.
Memberikan
penyuluhan per individu bagi ibu balita yang berat badan turun
d.
Meningkatkan
PMT bagi balita
|
a.
Terlaksana
pada 19 - 22 januari 2013
b.
Terlaksana
pada 19 januari 2013
c.
Terlaksana
pada 19 - 22 januari 2013
d.
Terlaksana
pada 19 - 22 januari 2013
|
3.
|
a.
Mensosialisasikan
kepada kader tentang pemberian pil kontrasepsi saat posyandu
|
a.
Terlaksana
pada 19 januari 2013
|
|
4.
|
Mengaktifkan kembali posyandu lansia sehubungan dengan penyakit kronis
pada lansia.
|
a.
Membentuk
posyandu lansia tiap dusun
b.
Mengadakanan
senam lansia
|
a.
Terlaksana
pada
b.
Terlaksana
pada 17 januari 2013
|
5.
|
Tingginya angka keluarga yang tidak memenuhi persyaratan PHBS
|
a.
Menggalakkan
kegiatan membasmi jentik ( bekerjaaama dengan kader )
b.
Mengadakan
kegiatan kerja bakti
c.
Melakukan
penyuluhan tentang bahaya dan aturan merokok
|
a.
Terlaksana
pada 8 -10 januari 2013
b.
Terlaksana
pada 20 - 24 januari 2013
c.
Terlaksana
pada 12 – 25 januari 2013
|
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat.
Edisi 2. Jakarta : EGC
Koentjoroningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru
Notoatmodjo, Soekidjo. 1996. Kesehatan Komuniti. Jakarta : BPKM
FKM UI
Soekamto, Soerdjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta :
CV Rajawali
Langganan:
Postingan (Atom)