Berikan senyum untuk setiap orang yang kamu temui

Beratnya beban hidup yang kita pikul sekarang, masih banyak orang yang beban hidupnya lebih berat. Tapi itu di dunia,,,
ketika di Akhirat kita tidak tahu apakah beban kita akan lebih ringan atau sebaliknya :)

Selasa, 26 Februari 2013

Fakta Dunia Anak Alay dan Anak Sombong

1. anak alay : kalau berbicara dilagu-lagukan. mendayu dayu tikad karuan ** dia pikir itu hal terbaik yang bisa dia lakukan.
anak sombong : ngomongnya pendek dan tak jelas.

2.anak alay :  kalu sms penuh dengan variasi huruf besar kecil yang bikin mata sakit buat bacanya :)
Anak sombong : smsnya super pendek dan lagaknya kayak orang judes **hemat pilsa kali yaa,,, hahah

3. anak alay : dandannya pakai baju merah kuning hijau kayak pelangi, jilbab di harakiri kayak orang mau bunuh diri. daaaannnn, pakai bros sebesar bola volly,, hahaha
anak sombong: dandan menor, baju tiap hari gantii **tapi siapa yang tahu kalau itu baju pinjama????  haha

4. anak alay : kalau ketemu orang baru, sokk kenalnya minta ampunnn, ngajak ngbrol dari a-z tapi pokok bahasannya gak jelas,,,
anak sombong : kalau ketemu orang yang sudah dikenal belagak cuek, noleh aja gak,, jalannya lenggak-lenggok pakai highhills...... dan, ujung2nya kecemplung got. hahahaha :D

Sabtu, 23 Februari 2013

melihat apa yang tidak akan dilihat orang lain

kebaikan  jiwa seseorang kan diukur oleh keikhlasan yang dia terapkan setiap hari.
ukuran cobaan bagi seseorang itu "relatif", ketika dia bisa menghadapinya dengan sabar dan hati tersenyum maka hal tersebut baginya bukanlah cobaan.

yakinlah,, ketika hari ini kamu menghadapi kesulitan, entah itu tahun kapan kamu akan mendapatkan kemudahan dengan bentuk yang berbeda.

bersyukurlah atas apa yang telah kamu miliki. Meskipun terkadang apa yang kita miliki terlihat hina oleh orang lain, namun untuk 2 atau 3 atau mungkin beberapa tahun lagi kita akan merasakan bahwa apa yang kita miliki saat itu adalah hal terindah yang pernah kita miliki,,

hidup terlihat rendah di mata manusia bukanlah masalah yang harus dibesarkan. tapi tak dapat dipungkiri juga ketika kita dihina oleh orang lain itu akan membuat kita merasa benar-benar jatuh, ingin marah dengan yang menciptakan kita,, 
kawan, selalu ingat yang Maha Kuasa ya,,,
bersyukur dengan apa yang kita miliki akan membuat kita menjadi manusia yang mulia di "mata"-Nya..


Bintang.

Rabu, 20 Februari 2013

galau mikir KTI

cerita tentang galau gak akan ada habisnya
KTI sungguh menggodaku untuk selalu bersabar
 mata ini ingin tarpejam dengan rapat,tapi kertas KTI selalu saja tarbayang di depan mata
salah apa sebenarnya aku ini???
kamu juga,, kenapa membuat masalah yang mempersulit diri kita masing-masing
kalau cinta jangan saling menyakiti,,,,,,,,,,
hanya itu :)

Selasa, 19 Februari 2013

Laporan Akhir Praktek Komunitas dan MMD


LAPORAN HASIL
PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS
DI DS. PULEREJO,  KEC. PILANGKENCENG, KAB. MADIUN
7 JANUARI – 2 PEBRUARI 2013





Disusun Oleh :
Mahasiswa Semester V
 Akademi Kebidanan Global Medika Madiun
Di Ds. Pulerejo,  Kec. Pilangkenceng, Kab. madiun




PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN  GLOBAL MEDIKA MADIUN
TAHUN 2013
Jl. Margobawero Gg.III Mojorejo Telp. ( 0351 ) 7513999



LAPORAN HASIL
PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS
DI DESA PULEREJO, KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN
7 JANUARI- 2 FEBRUARI 2013

 

Telah disahkan dan disetujui pada hari               ,               /                   / 





Bidan Desa Pulerejo





(DIAN NOVI K, Amd. Keb)
 

Pembibing Kelompok
Ds. Pulerejo




(                                )
 
 







Direktur
Akademi Kebidanan Global Medika


Dijanti, S. ST
   Kepala Puskesmas Krebet                                        Kepala Desa Pulerejo



(                                               )                                         ( SUNARTO)

Kepala Kecamatan Pilangkenceng



( BIBIT PURWANTO )




BAB I
PENDAHULUAN

1.1                   Latar Belakang

Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) merupakan rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan dan di bidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera (Nasful Effendy.1998). Kegiatan tersebut merupakan bagian integral dari pembangunan nasional umumnya dan Pernbangunan desa pada khususnya. Kegiatan ini diharapkan muncul atas kesadaran dan prakarsa masyarakat sendiri dengan bimbingan dan pembinaan dari pemerintah secara lintas program dan lintas sektoral (Depkes RI.1989). Kegiatan ini mernpunyai ciri bahwa setiap keputusan dalam rangka pelaksanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat sendiri melalui musyawarah mufakat yang disebut Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Desa Pulerejo merupakan salah satu desa yang pengelolaan kesehatannya termasuk dalam wilayah Puskesmas Krebet. Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan, wilayah Pulerejo merupakan wilayah yang tepat untuk diadakan PKMD untuk meningkatkan peran masyarakat desa. Berdasarkan data dari puskesmas Krebet, desa Pulerejo merupakan desa yang tergolong padat penduduknya dan pendidikan kesehatan dirasakan belum menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Kesehatan lbu dan anak yang menjadi fokus utama dalam kegiatan PKMD ini diharapkan dapat lebih memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kegiatan posyandu yang telah berjalan.
Untuk itu mahasiswa program studi DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Global Medika Madiun yang melaksanakan PKMD di desa Pulerejo akan berusaha membantu masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang ada di lingkungan itu dengan memberikan informasi, komunikasi dan edukasi sebagai wujud intervensi dan implementasi.

1.2                        Tujuan

1.2.1        Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dalam rangka peningkatan mutu hidup.
1.2.2        Tujuan Khusus
1.      Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka.
2.      Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
3.      Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu terampil serta mau berperan aktif dalam kegiatan pembangunan desa.
4.      Meningkatkan kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa indikator :
-          Angka kesakitan menurun.
-          Angka kematian menurun, terutama kematian Ibu dan bayi.
-          Angka kelahiran menurun.
-          Menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita.

1.3  Sasaran, Tempat dan waktu.
Sasaran : Masyarakat desa pulerejo khususnya kesehatan ibu dan anak.
Tempat : Desa Pulerejo, Kec. Pilangkenceng, Kab. Madiun.
Waktu : Dilaksanakan pada tanggal 7 Januari – 2 Februari 2013.

1.4  Manfaat
1.4.1        Bagi Institusi
Sebagai bahan pertimbangan, masukan dan informasi untuk mengambil keputusan bagi Puskesmas dan jaringannya dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Untuk  meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dalam rangka peningkatan mutu hidup serta mengaktifkan kegiatan masyarakat dalam meningkatkan PHBS.
1.4.3 Bagi Mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan tentang masyarakat khususnya Kesehatan Ibu dan Anak dan masyarakat pada umumnya.

1.5                        Sistematika Penulisan

BAB 1          Pendahuluan yaitu terdiri dari latar belakang, tujuan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB 2          Tinjauan Pustaka yaitu terdiri dari konsep komunitas dan konsep PKMD.
BAB 3          Asuhan Kebidanan Komunitas terdiri dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB 4          Pembahasan.
BAB 5          Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1                        Konsep Komunitas

Masyarakat adalah Sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu bersifat kontinue dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
(Koentjaraningrat, 1990).
Komunitas adalah Menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal disuatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu dimana yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayahnya.
(Soerdjono Soekanto, 1982).
Masyarakat adalah Sekelompok manusia yang mendiami teritorial tertentu dan adanya sifat-sifat yang saling tergantung, adanya pembagian kerja dan kebudayaan bersama.
( Mac Laver, 1957).

2.2                        Ciri- Ciri Masyarakat

Masyarakat mempunyai ciri-ciri :
1.Interaksi diantara sesama anggota masyarakat.
2.Menempati wilayah dengan batas- batas tertentu.
3.Saling tergantung satu dengan  yang lain.
4.Memiliki adat istiadat tertentu/ kebudayaan.
5.Memiliki identitas bersama.

2.3                        Tipe- Tipe Masyarakat

Menurut Gilin & Gilin lembaga masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

2.3.1.1              Dilihat dari sudut perkembangannya
Crecive Institution
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan lembaga-lembaga yang secara tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat dari masyarakat, misalnya yang menyangkut : hak milik, perkawinan, agama.
Enacted Institution
Lembaga masyarakat yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya: lembaga perdagangan, pertanian.
2.3.1.2  Dari sudut sistem nilai
1.      Basic Institution
Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat, diantaranya keluarga, sekolah-sekolah yang dianggap sebagain institusi dasar pokok.
2.      Subsidiary Institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang penting, karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja, misalnya pembentukan panitia rekreasi, pelantikan/ wisuda bersama dan sebagainya.
2.3.1.3  Dari sudut penerimaan masyarakat
1.      Approved atau Social Sanctioned Institution
Adalah lembaga yuang diterima oleh masyarakat seperti sekolah, perusahaan, koperasi dan sebagainya.
2.      Unsanctioned Institution
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat, walaupun kadang-kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya, misalnya kelompok penjahat, pemeras, pelacur, gelandangan dan pengemis, dll.
2.3.1.4  Dari sudut penyebarannya
1.      General Institution
Adalah lembaga masyarakat didasarkan atas faktor penyebarannya, misalnya agama dan dikenal hampir semua masyarakat dunia.
2.      Restriced Institution
Adalah lembaga-lembaga agama yang dianut oleh masyarakat tertentu saja, misalnya Budha banyak dianut oleh Vietnam, Kristen Khatolik banyak dianut oleh masyarakat Prancis, Italia. Islam banyak dianut oleh masyarakat Arab dan sebagainya.
2.3.1.5  Dari sudut fungsimya
1.      Operative Institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti lembaga industri.
2.      Regulative Institution
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat-istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak dari pada lembaga itu sendiri, misalnya lembaga hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.

2.4                        Ciri-Ciri Masyarakat Indonesia

Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi  dalam 3 kategori dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1.      Masyarakat Desa
a)      Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat.
b)      Hubungan didasarkan pada adat- istiadat yang kuat sebagai organisasi sosial.
c)      Percaya pada kekuatan- kekuatan gaib.
d)     Tingkat buta huruf relatif tinggi.
e)      Berlaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan dipahami oleh setiap orang.
f)       Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang tekhnologi dan keterampilan diwariskan oleh orang tua langsung kepada keturunannya.
g)      Sistem ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagian kecil dijual dipasaran untuk memenuhi kebutuhan lainnya dan uang berperan sangat terbatas.
h)      Semangat gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi sangat kuat.
2.                  Masyarakat Madya
a)      Hubungan keluarga masih tetap kuat dan hubungan masyarakat mulai mengendor.
b)      Adat- istiadat masih dihormati dan sikap masyarakat mulai terbuka dari pengaruh luar.
c)      Timbul rasionalitas pada cara berfikir sehingga kepercayaan terhadap kekuatan gaib mulai berkurang dan akan timbul kembali apabila telah kehabisan akal.
d)     Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan dasar dan menengah.
e)      Tingkat buta huruf sudah mulai menurun.
f)       Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
g)      Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarh kepada produksi pasaran sehingga menimbulkan deferensiasi dalam struktur masyarakat karenanya uang semakin meningkat penggunaannya.
h)      Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial dikalangan keluarga dan tetangga dan kegiatan umum lainnya didasarkan pada upah.
3.                  Masyarakat Modern
a)      Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan pribadi.
b)      Hubungan antar masyarakat secara terbuka dalam suasana saling pengaruh-mempengaruhi.
c)      Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
d)     Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang didapat dan dipelajari serta ditingkatkan dalam lembaga keterampilan dan kejuruan.
e)      Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata.
f)       Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang kompleks.
g)      Ekonomi hampir seluruhya ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan uang dan alat pembayaran lainnya.

2.5                        Ciri- Ciri Masyarakat Sehat

a)    Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
b)    Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak
c)    Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh measyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup
d)   Peningkatan ststus gizi masyarakat berkaitan dengan peninmgkatan status sosial ekonomi masyarakat.
e)    Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.

2.6                         Konsep PKMD
2.6.1        Pengertian
Pembangunan Kesehatan masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera (Nasrul Effendy, 1998).
2.6.2        Tujuan
2.6.1.1  Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dalam rangka peningkatan mutu hidup.
2.6.1.2  Tujuan Khusus
a)      Menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka.
b)      Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesehatn mereka sendiri.
c)      Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu terampil serta mau berperan aktif dalam kegiatan pembangunan desa.
d)     Meningkatkan kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa indikator :
e)      Angka kesakitan menurun.
f)       Angka kematian menurun, terutama kematian Ibu dan bayi.
g)      Angka kelahiran menurun.
h)      Menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita.
                                           

2.7                        Ciri-ciri PKMD

a)      Kejadian dilaksanakan atas dasar kesadaran, kemampuan dan prakarsa masyarakat sendiri, dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang memang dirasakan oleh masyarakat sendiri sebagal kebutuhan.
b)      Perencanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawarah dan mufakat.
c)      Pelaksanaan kegiatan berlandaskan pada peran serta aktif dan swadaya masyarakat dalam arti memanfaatkan secara optimal kemampuan dan sumber daya yang dimiliki.
d)     Masukan dari luar hanya bersifat memacu, melengkapi dan menunjang tidak nengakibatkan ketergantungan.
e)      Kegiatan dilakukan oleh tenaga-tenaga masyarakat setempat.
f)       Memanfaatkan teknologi tepat guna.
g)      Kegiatan yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakup salah satu dari 8 unsur PHC.

2.8                        Prinsip-Prinsip PKMD

a)      Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat setempat walaupun kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan kesehatan secara secara langsung. Ini berarti bahwa kegiatan tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan saja, melainkan juga mencakup aspek-aspek kehidupan lainnya yang secara tidak langsung menunjang peningkatan taraf kesehatan.
b)      Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerjasama yang baik :
c)      Antar dinas-dinas / instansi-instansi / lembaga-lembaga lainnya yang bersangkutan.
d)     Antar dinas-dinas / instansi-instansi / lembaga-lembaga tersebut dengan masyarakat
e)      Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau kebutuhannya sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh sektor yang  bersangkutan.

2.9                        Ruang Lingkup
Tujuan PKMD adalah meningkatkan status kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Namun demikian status kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor terutama lingkungan dan faktor perilaku masyarakat oleh karenanya kegiatan PKMD tidak terbatas dalam bidang pelayanan kesehatan saja, akan tetapi menyangkut juga kegiatan di luar kesehatan yang berkaitan dengan peningkatan status kesehatan dan perbaikan mutu hidup masyarakat. Misalnya kegiatan usaha bersama dalam bentuk koperasi simpan pinjam untuk meningkatkan pendapatan, atau usaha bersama untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat dengan bekerja sambil belajar dan sebagainya. Pengembangan PKMD tidak terbatas pada daerah pedesaan saja, akan tetapi juga meliputi masyarakat daerah perkotaan yang berpenghasilan rendah.
Kegiatan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pos pelayanan terpadu 5 program (KIA, KB, gizi, imunisasi dan penaggulangan diare), juga merupakan salah satu bentuk dari  kegiatan PKMD.

2.10                      Strategi pembinaan
a)      Tim Pembina PKMD di masing-masing tingkat sekaligus dijadikan sebagai forum koordinasi di masing-masing tingkat
b)      Setiap kegiatan partisipasi masyarakat yang akan dipromosikan oleh salah satu sektor, terlebih dahulu dibahas dalam forum koordinasi, untuk memungkinkan bantuan dari sektor-sektor lain untuk menghindari tumpang tindih.
c)      Jenis bantuan apapun yang akan dijalankan harus selalu berdasarkan pada proporsi kebutuhan masyarakat setempat
d)     Seluruh tahap kegiatan mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pembinaan, sampai pada perluasaan, dilakukan oleh masyarakat sendiri dan di mana perlu dibantu oleh pemerintah secara lintas program dan lintas sektoral.
e)      Wadah kegiatan PKMD adalah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) sesuai Surat Keputusan Presiden nomor 28 tentang Penyempurnaan dan penempatan fungsi Lembaga Swadaya Desa menjadi LKMD. Maka pada dasarnya LKMD merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.
f)       PKMD adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyrakat dari masyarakat untuk masyarakat. Pengembangan dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah adalah suatu pendekatan, bukan program yang tersendiri.

2.11                      Pengembangan dan Pembinaan
a.         Pengembangan dan pembinaan PKMD berpedoman, kepada GBHN.
b.         Pengembangan dan pembinaan PKMD dilaksanakan dengan kerjasama lintas program dan lintas sektoral melalui pendekatan edukatif.
c.         Koordinasi pembinaan melalui jalur fungsional pada tiap tingkatan, tingkat propinsi oleh gubernur, tingkat kabupaten oleh bupati, tingkat kecamatan oleh camat.
d.        PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa secara keseluruhan.
e.         Kegiatan dilaksanakan dengan membentuk  mekanisme kerja yang efektif antara instansi-instansi yang berkepentngan dalam pembinaan masyarakat desa
f.          Puskesmas sebagai pusat pengembangan dan pembangunan kesehatan berfungsi sebagai dinamisator.

2.12                      Mekanisme pembinaan peran serta masyarakat dalam PKMD
a.         Untuk mengenal masalah dan kebutuhan mereka sendiri, masyarakat mendapatkan bimbingan dan motivasi dari puskesmas yang bekerjasama dengan sektor-sektor yang bersangkutan.
b.         Pemuka masyarakat diarahkan untuk membahas masalah dan kebutuhan yang dirasakan oleh mereka dan membimbing untuk memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan sumber daya setempat yang tersedia.
c.         Dalam hal masalah, atau kebutuhan hanya sebagian dapat diatasi sendiri, maka puskesmas bersama dengan sektor yang bersangkutan memberi bantuan teknis, atau materi yang dibutuhkan dengan catatan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
d.        Dalam hal masalah dan kebutuhan masyarakat tidak mungkin diatasi sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh puskesmas dan atau sektor yang bersangkutan.

2.13                      Hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan PKMD
a.         Masyarakat perlu dikembangkan pengertiannya yang benar tentang kesehatan dan tentang program-program yang dilaksanakan pemerintah.
b.         Masyarakat perlu dikembangkan kesadarannya akan potensi dan sumber daya yang dimiliki serta harus dikembangkan dan dibina kemampuan dan keberaniannya untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan mutu hidup dan kesejahteraan mereka.
c.         Sikap mental pihak penyelenggara pelayanan perlu dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat menyadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk menolong diri mereka sendiri, dalam meningkatkan mutu hidup dan kesehatan mereka.
d.        Harus ada kepekaan dari para pembina untuk memahami aspirasi yang tumbuh di masyarakat dan dapat berperan secara wajar dan tepat.
e.         Harus ada keterbukaan dan interaksi yang dinamis dan berkesinambungan baik antara para pembina maupun antara pembina dengan masyarakat, sehingga muncul arus pemikiran yang mendukung kegiatan PKMD.

2.14                      Persiapan bagi pelaksana
Persiapan bagi pelaksana dari Masyarakat sangat penting artinya. Persiapan yang dimaksud dapat dilakukan melalui :
a.         Pelatihan leader.
b.         Kunjungan kerja.
c.         Studi perbandingan.

2.15                      Pengadaan fasilitas
Kelestarian PKMD akan lebih terjamin bila fasilitas yang disediakan dari swadaya masyarakat melalui potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat yang dapat digali dan dimanfaatkan. Bila masyarakat tidak memilikinya barulahpara penyelenggara pembinaan PKMD berusaha untuk memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dengan ketentuan tidak menimbulkan ketergatungan bagi masyarakat.




BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

3.1       PENGKAJIAN
      Tanggal : 7 Januari 2013
3.1.1  Pengumpulan Data
3.1.1.1 Data Umum
                                       Pendataan dilakukan pada desa Pulerejo kec.Pilangkenceng  kab.Madiun dengan jumlah 1287 KK dan jumlah penduduk 3746 jiwa.
A.    Identitas desa
Nama Desa      : Pulerejo
Kecamatan      : Pilangkenceng
Kabupaten       : Madiun
Terdiri dari      : 5 Dusun
-          Dusun Panjen
-          Dusun Sumur
-          Dusun Puhti
-          Dusun Sumber belik
-          Dusun Bagbogo
B.     Keadaan Geografis
Batas Wilayah :
            Batas Utara     : Desa Ngale
            Batas Selatan  : Desa Muneng
            Batas Timur     : Desa Pilang kenceng
            Batas Barat     : Desa  Puhti, Kec. karangjati
Luas wilayah   : 519.815 ha/m²
C.     Jumlah Penduduk       : 3746 Jiwa
Jumlah KK                  : 1287 Jiwa
D.    Sarana dan Prasarana Kesehatan
1.    9 Posyandu
a)      Posyandu Panjen                     :           5 kader
b)      Posyandu Sumur                     :           5 kader
c)      Posyandu Puhti 8                    :           8 kader( dibagi 2 )
d)     Posyandu Sumber Belik          :           5 kader
e)      Posyandu Bagbogo                 :           5 kader
2.      Posyandu Lansia                          :           3 tempat
3.      Poskesdes                                     :           1 buah
4.      Ambulan Desa                             :           7 buah
5.      Puskesmas Pembantu                   :           1 buah

E.     Demografi
Tabel.1 Distribusi pembagian wilayah desa pulerejo.
No.
Pembagian wilayah
Jumlah KK
1.
Dusun Panjen
316
2.
Dusun Puhti
254
3.
Dusun Sumur
377
4.
Dusun Bagbogo
164
5.
Dusun Sumber Belik
176

Jumlah
1287
Interpretasi Data:
Dari tabel di atas diketahui jumlah KK menurut pembagian wilayah di desa Pulerejo terbanyak adalah dusun Sumur.

Tabel. 2 Distribusi frekuensi jenis kelamin di Desa Pulerejo.
Jenis Kelamin
Jumlah
%
Laki-laki
1913
50,4%
Perempuan
1879
49,6%
Jumlah
3792
100 %
Interpretasi data :
Dari tabel di atas didapatkan bahwa jumlah penduduk yang terbanyak adalah  jenis kelamin Laki –laki. Namun perbandingan antara laki-laki dan perempuan hampir seimbang.

F.      Sosial-Ekonomi dan Budaya
Tabel.3 Distribusi frekuensi jenis pekerjaan di Desa Pulerejo
No
Jenis Pekerjaan
Jumlah
%
1.
2.
3.
4.
5.
PNS
Swasta
TNI/Polri
Petani
Tidak bekerja
37
375
11
1300
90
2%
20%
1%
72%
5%

Jumlah
1813
100 %
Interpretasi data :
Dari data yang ada dapat diketahui bahwa penduduk Desa Pulerejo mayoritas pekerjanya adalah Petani.

Tabel.4 Distribusi frekuensi sumber air bersih di Desa Pulerejo
No.
Asal Air
Frekuensi
%
1
2
3
4
Kamar mandi sendiri
Kamar mandi umum
Mata air
PMA
1068
180
26
13
83%
14%
2%
1%

Jumlah
1287
100 %
Interpretasi data :
Dari tabel diatas didapatkan sumber air bersih penduduk Desa Pulerejo mayoritas berasal dari sumur sendiri.

Tabel.5 Distribusi frekuensi status kepemilikan sumber air bersih
No.
Status kepemilikan
Frekuensi
%
1.
2.
3.
Milik sendiri
Umum
Menumpang
1124
87
76
87%
7%
6%
Jumlah
1287
100 %
Interpretasi data :
Dari tabel diatas didapatkan bahwa status kepemilikan sumber air bersih di Desa Pulerejo mayoritas milik sendiri.

Tabel.6 Distribusi frekuensi jenis jamban di Desa Pulerejo
Jenis Jamban
Jumlah
%
Angsalatrin
Cemplung
Sungai
173
216
2
44%
55%
1%
Jumlah
391
100 %
Interpretasi data :
Dari data didapatkan bahwa penduduk desa Pulerejo mayoritas menggunakan Cemplung untuk sarana BAB.

Tabel.7 Distribusi frekuensi macam pembuangan limbah di Desa Pulerejo.
No
Macam pembuangan limbah
Jumlah
%
1.
2.
3.
Ada memenuhi syarat
Ada tidak memenuhi syarat
Tidak ada
397
640
66
36%
58%
6%

Jumlah
1103
100%
Interpretasi Data:
Dari tabel di atas didapatkan bahwa sebagian besar masyarakat Desa. Pulerejo memiliki pembuangan limbah tetapi tidak memenuhi syarat. .

Tabel.8 Distribusi frekuensi keberadaan pekarangan di desa Pulerejo
No
Keberadaan Pekarangan
Jumlah
%
1.
2.
Ada
Tidak ada
761
342
69%
31%

Jumlah
1103
100 %
Interpretasi data :
Dari data di atas didapatkan bahwa hampir seluruh penduduk di desa Pulerejo memiliki pekarangan rumah.

Tabel.9 Distribusi frekuensi keadaan pekarangan di desa Pulerejo.
No
Keberadaan Pekarangan
Jumlah
%
1.
2.
Dimanfaatkan
Tidak dimanfaatkan
684
419
62%
38%

Jumlah
1103
100 %
Interpretasi data:
Dari data diatas didapatkan hampir keseluruhan keadaan pekarangan desa Pulerejo yang dimanfaatkan.



G.    Data Kesehatan

Tabel.10  Distribusi frekuensi jenis penyakit yang sering muncul
No
Jenis penyakit
Jumlah
%
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Hipertensi
Flu
Asam Urat
Diabetes Melitus
Gannguan Jiwa
Sakit Mata
Penyakit Lambung
DBD
Penyakit paru-paru
Lain-lain
77
172
60
11
2
8
11
3
23
161
15%
33%
11%
2%
0.3%
1%
2%
1%
4%
31%

Jumlah
528
100 %
Interpretasi data :
Dari data diatas didapatkan bahwa jenis penyakit terbanyak pada masyarakat desa Pulerejo adalah Flu.

Tabel.11 Distribusi Kesehatan Ibu dan Anak desa Pulerejo.
No.
Diagram KIA
Jumlah
%
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Bumil
Bulin
Bufas
Buteki
Bayi/Balita
Apras
Usia Sekolah
Remaja
Menopouse
Lansia
17
22
7
48
196
95
353
495
149
539
1%
1%
1%
3%
10%
5%
18%
26%
8%
28%

Jumlah
1921
100%
Interpretasi Data:
Dari data diatas bahwa Jumlah Diagram KIA terbanyak di desa pulerejo adalah Lansia.

Tabel.12 Distribusi Skrining ibu hamil di Desa Pulerejo.

Interpretasi data : Dari tabel di atas didapatkan bahwa masih adanya kesenjangan antara K 1 dengan K4 murni. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran ibu hamil di Desa Pulerejo untuk periksa kehamilan pertama kali pada usia kehamilan <3 bulan masih tergolong rendah. Begitu pula dengan pencapaian K4 yang terpaut jauh jika dibanding dengan K1. Hal ini juga menunjukkan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan kunjungan kehamilan secara rutin.
Tabel.13 Distribusi frekuensi Penolong Persalinan, Tempat Persalinan, Tindakan di desa Pulerejo.
No.
Jumlah
Bulin
Penolong Persalinan
Tempat Persalinan
Medis
Non medis
Medis
Non medis
1.
22
22
-
22
-
Interpretasi Data: Dari tabel di atas didapatkan bahwa seluruh Ibu bersalin di Desa Pulerejo ditolong oleh nakes dan tempat bersalin di tenaga kesehatan.
Tabel 14. Distribusi Ibu Nifas Desa Pulerejo.
No.
Jumlah nifas
Masalah ibu nifas
Periksa kesehatan
Iya
tidak
Bidan
Dokter
Puskesmas/RS
1.
7
-
7
7
-
-
Interpretasi Data:
            Dari data diatas didapatkan jumlah ibu nifas desa pulerejo semuanya tidak memiliki masalah dan semua ibu nifas memeriksakan diri ke tenaga kesehatan.
Tabel. 15 Distribusi Frekuensi Ibu menyusui secara eksklusif di Desa Pulerejo.
No.
Menyusui
Jumlah
%
1.

2.
Ibu menyusui secara ekslusif.
Ibu menyusui tidak ekslusif.
44

4
92%

8%

Jumlah
48
100 %
Interpretasi data : Dari data didapatkan bahwa prosentase ibu menyusui secara eksklusif di Desa Pulerejo tergolong hampir menyeluruh. Hal ini menunjukkan bahwa  kesadaran ibu yang baik untuk memberikan ASI dalam pemenuhan gizi untuk bayinya.
Tabel.16 Distribusi Status Imunisasi pada Bayi/Balita di Desa pulerejo.
No.
Jenis Imunisasi
Pencapaian %
1
2
3
4
5
Hepatiti B (Uniject)
BCG
DPT 1
Polio
Campak
84%
91%
91%
91%
91%

Interpretasi Data: Dari data didapatkan bahwa persentase pencapaian imunisasi lengkap belum memenuhi pencapaian. Dari data didapatkan bahwa masih adanya bayi/balita yang belum mendapatkan imunisasi Lengkap. Hal ini terjadi karena adanya kesadaran yang masih rendah pada orang tua untuk mengimunisasikan bayinya/adanya bayi yang sedang sakit pada saat jadwal pemberian imunisasi.
Tabel. 17 Distribusi frekuensi SKDN di Desa Pulerejo.
No.
Cakupan SKDN
Jumlah
1
2
3
4
S
K
D
N
228
228
164
74
Keterangan :
S : Seluruh balita yg ada di desa
K : Balita yang punya KMS
D : Balita yang datang/ditimbang
N : Balita yang BB nya naik
Interpretasi data :
-    Dari data didapatkan bahwa pencapaian angka kehadiran balita dalam Posyandu kurang dari target. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran ibu untuk membawa bayinya ke Posyandu. Khususnya pada ibu yang mempunyai Balita tidak hanya dilakukan penimbangan tetapi juga dilakukan tes terhadap tumbuh kembang anak (yaitu 2x/th)
-    Dari data didapatkan bahwa jumlah Balita yang naik berat badannya setelah dilakukan penimbangan kurang dari target. Hal ini menunjukkan bahwa status gizi Balita di Desa Pulerejo masih rendah.
Tabel. 18 Distribusi frekuensi status gizi balita di Desa Pulerejo.   
No.
Status Gizi
Jumlah
%
1.
2.
3.
Gizi Baik
Gizi Kurang
Gizi Buruk
138
20
-
87%
13%

Jumlah
158
100%
Interpretasi data : Dari data didapatkan bahwa masih adanya balita dengan status gizi kurang sejumlah di Desa Pulerejo.
 Tabel. 19 Distribusi frekuensi akseptor KB aktif desa pulerejo
No.
Jenis Kontrasepsi
Jumlah
%
1
2
3
4
5
6
7
8
Suntik
Pil
IUD
Implan
MOW
MOP
Kondom
Kalender
377
149
63
18
19
1
7
1
59%
24%
10%
3%
3%
0%
1%
0%

Jumlah
635
100%
Interpretasi data: Dari data didapatkan bahwa jumlah peserta KB aktif dari jumlah PUS dan bukan PUS adalah 635 peserta. Mayoritas peserta KB memakai jenis akseptor KB Suntik.

3.2      PERENCANAAN
3.2.1    Rumusan Masalah
Setelah melaksanakan pengkajian data primer dari masyarakat dan telah didapatkan data kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak, maka telah ditemukan beberapa masalah sehingga diadakan perencanaan masalah melalui musyawarah masyarakat desa.
Musyawarah masyarakat desa di desa Pulerejo :
a.       Persiapan
Sebelum dilakukan acara MMD dlakukan persiapan-persiapan antara lain
1.      Persiapan tempat
2.      Persiapan konsumsi
3.      Persiapan ruangan
4.      Persiapan sound system
5.      Menghubungi kepala desa Pulerejo beserta perangkat, kepala puskesmas, bidan desa
6.      Membagikan undangan
b.      Pelaksanaan MMD
MMD di desa Pulerejo dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Januari 2013, jam 09.00 WIB, dengan dihadiri undangan yang terdiri dari:
1.      Kepala desa Modangan
2.      Kepala Puskesmas Ngelegok
3.      Pembimbing Lapangan ( Bidan Desa Pulerejo )
4.      Pamong desa Modangan, ketua RT, kader beserta masyarakat desa Pulerejo.
Adapun susunan acara MMD tersebut adalah :
1.      Pembukaan
2.      Sambutan-sambutan
-          Kepala Desa Modangan
3.      Acara inti MMD
-          Pembacaan hasil pendataan
-          Analisa data dan penggalian masalah - masalah kesehatan ibu dan anak
-          Penerimaan prioritas masalah
-          Pemecahan masalah
4.      Penutup


3.3              Hasil dari Musyawarah Masyarakat Desa yang telah dilaksanakan adalah ditemukannya masalah kesehatan masyarakat yang terdiri dari :
1.   Masih adanya ibu yang meninggal dalam kurun waktu 3 bulan terakhir ini.
2.   Kurangnya kesadaran ibu yang memiliki balita untuk membawa balitanya ke posyandu.
3.   Tingginya angka akseptor KB pil yang membeli pil kontrasepsi tidak pada tempat pelayanan kesehatan.
4.   Mengaktifkan kembali posyandu lansia sehubungan dengan penyakit kronis pada lansia.
5.   Tingginya angka keluarga yang tidak memenuhi persyaratan PHBS.

No.
Masalah
Perencanaan
1.
Masih adanya ibu yang meninggal dalam kurun waktu 3 bulan terakhir ini.

1.    Meningkatkan penyuluhan
2.    Meningkatkan tabulin dan dasolin
3.    Mengadakan kelas ibu hamil

2.
Kurangnya kesadaran ibu yang memiliki balita untuk membawa balitanya ke posyandu.

1.    Memberikan reward
2.    Kms diberikan kepada ibu
3.    Memberikan penyuluhan per individu bagi ibu balita yang berat badan turun
4.    Meningkatkan pmt bagi balita

3.
Tingginya angka akseptor KB pil yang membeli pil kontrasepsi tidak pada tempat pelayanan kesehatan.

1.    Pemberian pil kontrasepsi saat posyandu.

4.
Mengaktifkan kembali posyandu lansia sehubungan dengan penyakit kronis pada lansia.
1.    Membentuk posyandu lansia tiap dusun
2.    Pemeriksaan dan penyuluhan lansia tiap bulan
3.    Mengaktifkan senam lansia

5.
Tingginya angka keluarga yang tidak memenuhi persyaratan PHBS.

1.    Menggalakkan kegiatan membasmi jentik bekerjasama dengan kader pkk
2.    Mengadakan kerja bakti
3.    Tidak merokok di dalam rumah



3.4              Prioritas Masalah
3.4.1        Penyusunan masalah kesehatan dengan prioritas masalah yaitu :

1.      Masih adanya ibu yang meninggal dalam kurun waktu 3 bulan terakhir ini.
2.      Tingginya angka akseptor KB pil yang membeli pil kontrasepsi tidak pada tempat pelayanan kesehatan.
3.      Kurangnya kesadaran ibu yang memiliki balita untuk membawa balitanya ke posyandu.
4.      Mengaktifkan kembali posyandu lansia sehubungan dengan penyakit kronis pada lansia.
5.      Tingginya angka keluarga yang tidak memenuhi persyaratan PHBS.

3.5          Tujuan
3.5.1    Masalah Masih adanya ibu yang meninggal dalam kurun waktu 3 bulan terakhir ini.
3.5.1.1                 Tujuan jangka panjang
a.       Membantu meningkatakan mempertahan kesehatan fisik mental serta sosial ibu dan janin.
b.      Mengaktifkan Desa siaga di desa Pulerejo khususnya penandaan pada ibu hamil Risti.
c.       Meningkatkan tabulin dan dasolin.

3.5.1.2                 Tujuan jangka pendek
a.       Penyuluhan kesadaran masyarakat khususnya kader tentang deteksi dini kompilkasi ibu hamil.
b.      Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang deteksi dini ibu hamil.
c.       Mengadakan kelas ibu hamil.










3.6            Rencana Tindakan
No.
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
1
Masih adanya ibu yang meninggal dalam kurun waktu 3 bulan terakhir ini.
Mengurangi angka kematian ibu di Desa Pulerejo.
1.    Tingkatkan penyuluhan
2.    Tingkatkan tabulin dan dasolin
3.    Diadakan kelas ibu hamil

1. Meningkatkan penyuluhan
2. Meningkatkan tabulin dan dasolin
3. Mengadakan kelas ibu hamil

S :
Warga mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan

O : Warga bisa menjawab pertanyaan yang diberikan

A :
Kurangnya kesadaran ibu hamil tentang komplikasi.

P :
Lanjutkan intervensi
2
Kurangnya kesadaran ibu yang memiliki balita untuk membawa balitanya ke posyandu.

Meningkatkan kesadaran ibu balita untuk hadir ke Posyandu
1.    berikan reward
2.    Kms diberikan kepada ibu
3.    berikan penyuluhan per individu bagi ibu balita yang berat badan turun
4.    tingkatkan PMT bagi balita

1.    Memberikan reward
2.    Kms diberikan kepada ibu
3.    Memberikan penyuluhan per individu bagi ibu balita yang berat badan turun
4.    Meningkatkan pmt bagi balita

S :
Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan

O :
Ibu bisa menjawab pertanyaan yang diberikan

A :
Kurangnya kesadaran ibu-ibu balita untuk hadir ke Posyandu

P :
Memotivasi ibu-ibu balita agar teratur datang ke Posyandu untuk menimbangkan balitanya.
3




















Tingginya angka akseptor KB pil yang membeli pil kontrasepsi tidak pada tempat pelayanan kesehatan.

Ibu akseptor KB pil membeli Pil di tenaga kesehatan.
Pemberian pil kontrasepsi saat posyandu.

Memberikan Pil kontrasepsi saat Posyandu.
S :
Ibu setuju dengan solusi yang diberikan.
O :
Dari hasil tanya-jawab kebanyakan ibu memahami dengan penjelasan tentang membeli Pil Kontrasepsi di tenaga kesehatan
A :
Kurangnya kesadaran tentang membeli Pil kontrasepsi di Nakes.
P :
Memotivasi ibu untuk membeli Pil kontrasepsi di Nakes.
4
Mengaktifkan kembali posyandu lansia sehubungan dengan penyakit kronis pada lansia.
Memberikan asuhan kepada lansia untuk mendeteksi penyakit kronis.
1.    bentuk posyandu lansia tiap dusun
2.    lakukan pemeriksaan dan penyuluhan lansia tiap bulan
3.    aktifkan senam lansia

1.Membentuk posyandu lansia tiap dusun
2.Melakukan pemeriksaan dan penyuluhan lansia tiap bulan.
3.Mengaktifkan senam lansia

S :
Warga mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan
O :
Lansia mau mengikuti kegiatan yg diadakan.
A :
Kurangnya kesadaran lansia tentang kesehatan serta kaikutsertaan dalam kegiatan lansia.
P :
Lnjutkan intervensi.
5
Tingginya angka keluarga yang tidak memenuhi persyaratan PHBS.
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya PHBS.
1.    Digalakkan kegiatan membasmi jentik bekerjasama dengan kader pkk
2.    Diadakan kerja bakti
3.    Tidak merokok di dalam rumah

1.    Menggalakkan kegiatan membasmi jentik bekerjasama dengan kader pkk
2.    Mengadakan kerja bakti
3.    Tidak merokok di dalam rumah

S :
Warga setuju dengan solusi yang diberikan.
O :
Dari hasil tanya-jawab kebanyakan warga mau mengikuti kegiatan yang direncanakan
A : Kurangnya kesadaran masyarakat tentang PHBS.
P :
Lanjutkan Intervensi

3.7   Evaluasi

PRIORITAS MASALAH & PELAKSANAAN

No.
Masalah
Kegiatan
Keterangan
1.
Masih adanya ibu yang meninggal dalam kurun waktu 3 bulan terakhir ini.

a.       Meningkatkan penyuluhan bumil ( penandaan bumil )
b.      Meningkatkan Tabulin dan dasolin
c.       Mengadakan kelas bumil

a.       Terlaksana pada 18 januari 2013
b.      Terlaksana pada 19 januari 2013
c.       Terlaksana pada januari 2013

2.
Kurangnya kesadaran ibu yang memiliki balita untuk membawa balitanya ke posyandu.

a.       Memberikan reward pada balita yang aktif ikut posyandu
b.      KMS diberikan kepada ibu
c.       Memberikan penyuluhan per individu bagi ibu balita yang berat badan turun
d.      Meningkatkan PMT bagi balita

a.       Terlaksana pada 19 - 22 januari 2013

b.      Terlaksana pada 19 januari 2013
c.       Terlaksana pada 19 - 22 januari 2013


d.      Terlaksana pada 19 - 22 januari 2013

3.
Tingginya angka akseptor KB pil yang membeli pil kontrasepsi tidak pada tempat pelayanan kesehatan.
a.       Mensosialisasikan kepada kader tentang pemberian pil kontrasepsi saat posyandu
a.       Terlaksana pada 19 januari 2013

4.
Mengaktifkan kembali posyandu lansia sehubungan dengan penyakit kronis pada lansia.

a.       Membentuk posyandu lansia tiap dusun
b.      Mengadakanan senam lansia

a.       Terlaksana pada

b.      Terlaksana pada 17 januari 2013

5.
Tingginya angka keluarga yang tidak memenuhi persyaratan PHBS

a.       Menggalakkan kegiatan membasmi jentik ( bekerjaaama dengan kader )
b.      Mengadakan kegiatan kerja bakti
c.       Melakukan penyuluhan tentang bahaya dan aturan merokok

a.       Terlaksana pada 8 -10 januari 2013


b.      Terlaksana pada 20 - 24 januari 2013
c.       Terlaksana pada 12 – 25 januari 2013






DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta : EGC
Koentjoroningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru
Notoatmodjo, Soekidjo. 1996. Kesehatan Komuniti. Jakarta : BPKM FKM UI
Soekamto, Soerdjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV Rajawali