ASUHAN KEBIDANAN PADA TUMBUH
KEMBANG BALITA An.F USIA 2 TAHUN DENGAN
BB TURUN
DI BPS L,Amd.Keb
KINCANG WETAN
DISUSUN OLEH:
NAMA :MARMININGSIH
NIM :
02.01.10.00090
02.01.10.000106
AKADEMI KEBIDANAN GLOBAL MEDIKA
MADIUN
TAHUN
AKADEMIK 2011/2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan
terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus)
serta fungsi ekskresi/pembuangan. Periode penting dalam tumbuh kembang masa
usia ini akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada
usia 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih
berlangsung; dan tejadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan
cabang-cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks.
Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan sangat
mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan,
mengenal huruf hingga bersosialisasi.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan
umum
Mahasiswa
mendapat pengalaman nyata dalam menerapkan Asuhan kebidanan pada klien bayi
sesuai masalah yang timbul sesuai pendekatan masalah kebidanan.
1.2.2
Tujuan
khusus
1) Mampu
mengkaji dan menganalisis data
2) Mampu
mengidentifikasi diagnosa kebidanan pada klien serta menentukan prioritas masalah
3) Mampu
mengantisipasi masalah potensial yang akan timbul
4) Mampu
memberikan kebutuhan segera pada klien
5) Mampu
menyusun rencana asuhan kebidanan pada klien
6) Mampu
melaksanakan rencana yang di buat serta mampu mengevaluasinya
1.3 Manfaat
1.3.1
Bagi Keluarga Pasien
Mampu memahami masalah
yang terjadi pada klien
1.3.2 Bagi Bidan
Mampu memberikan
tindakan segera yang di butuhkan oleh klien
1.3.3 Bagi lahan / BPS
Mampu memberikan
pelayanan yang sesuai dan memuaskan bagi klien
1.3.4 Bagi Institusi
Mampu memberikan
bimbingan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa
1.3.5 Bagi Mahasiswa
Mempunyai tanggung
jawab atas tugas profesinya
Mempunyai pegangan etik
kebidanan
Dapat bertindak cepat
tanggap dalam menghadapi permasalahan kebidanan
1.4 Waktu dan tempat pelaksanaan
Asuhan kebidanan ini dilaksanakan pada tanggal 18 Juli
2012 Di Posyandu dusun 4 Kincang Wetan Jiwan.
1.5
Metode Penulisan
Penyusunan Asuhan Kebidanan menggunakan metode
deskriptif yaitu membuat uraian tentang sesuatu dan menceritakan apa adanya
semua hal yang dapat di amati pada masalah yang bersangkutan
1.6 Sistematika Penulisan
1.6.1
BAB I Pendahuluan terdiri dari latar
belakang,tujuan,manfaat,tempat dan waktu,metode penulisan dan sistematika
penulisan.
1.6.2
BAB II Tinjauan pustaka terdiri dari
konsep dasar dan manajemen asuhan kebidanan.
1.6.3 BAB III Tinjauan kasus berisi tentang
pengkajian,interpretasi data,diagnosa
potensial,antisipasi,intervensi,implementasi dan evaluasi.
1.6.4
BAB IV Pembahasan berisi tentang
kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.
1.6.5
BAB V Penutup berisi tentang kesimpulan
dan saran.
BAB
II
TINJAUAN
TEORI
A.Konsep
Dasar
1. Pengertian
anak balita
Anak Balita sebagai masa emas atau "golden
age" yaitu insan manusia yang berusia 0-6 tahun (UU No. 20 Tahun
2003), meskipun sebagian pakar menyebut anak balita adalah anak dalam rentang
usia 0-8 tahun.
Kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan motorik kasar), kecerdasan
(daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual),
sosio-emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang
khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dilalui
oleh anak tersebut.
Secara psikologis, rentang usia tersebut dibagi dalam
3 tahapan yaitu masa sebelum lahir, masa bayi dan masa awal kanak-kanak. Pada
ketiga tahapan tersebut banyak terjadi perubahan yang mencolok, baik fisik
maupun psikologis, karena tekanan budaya dan harapan untuk menguasai
tugas-tugas perkembangan tertentu, yang akan mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Pembagian menurut tahapan tersebut sangat tergantung pada faktor sosial, yaitu
tuntutan dan harapan untuk menguasai proses perkembangan yang harus dilampaui
anak dari lingkungannya.
Pada setiap
tahap perkembangan, terdapat beberapa aspek fisik dan psikologis yang terjadi,
misalnya pada masa bayi secara umum menunjukkan bahwa anak sangat tergantung
pada orang dewasa, sedangkan saat anak memasuki awal masa kanak-kanak,
ketergantungan mulai berkurang dan ada harapan serta perlakuan tertentu dari
kelompok sosial serta mulai tumbuh kemandirian, yang akan berakhir saat anak
mulai masuk sekolah dasar. Perkembangan pada setiap aspek memiliki tingkat dan
kecepatan yang berbeda-beda baik, tergantung dari faktor individu maupun
lingkungan yang menstimulirnya. Seluruh perkembangan ini akan dilampaui anak
dan setiap aspek perkembangannya tidak berdiri sendiri melainkan saling terkait
satu sama lain.
Bedasarkan hal tersebut, maka tumbuh kembang anak
serta kemampuan mereka dapat diidentifikasi lebih awal, yang selanjutnya dapat
dikembangkan. Berbekal pemahaman tentang perkembangan anak balita maka orang
tua atau orang dewasa lainnya dapat mengetahui titik terpenting untuk
pengembangannya, dengan menitik beratkan pada masa belajar anak. Dengan
demikian pertumbuhan dan perkembangan anak balita tersebut perlu diarahkan pada
peletakan dasar-dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik, daya
pikir, daya cipta, sosio-emosional, bahasa, komunikasi yang seimbang sebagai
dasar pembentukan pribadi.
2. Pengertian
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Perkembangan
kemampuan dasar anak-anak berkolerasi dengan pertumbuhan dan mempunyai pola
yang tetap dan berlangsung secara berurutan. Dalam rangka merangsang tumbuh
kembang anak secara optimal maka pengembangannya harus dilakukan secara
menyeluruh terhadap semua aspek kemampuan yang sesuai dengan pembagian kelompok
umur.
Pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular. Berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagain atau keseluruhan,
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan
adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisai dan kemandirian.
Pertumbuhan
terjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan
organ yang dipengaruhinya.
3. Ciri Perkembangan Anak
Proses tumbuh kembang anak mempunyai
beberapa ciri yang saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:
- Perkembangkan menimbulkan perubahan perkembangan
terjadi bersamaan dengan pertumbuhan.Setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi.
- Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal
menentukan perkembangan selanjutnya setiap anak tidak akan bisa melewati
satu tahap perkembangan sebelum ia mengalami tahapan sebelumnya. Contoh:
seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri, dan tidak
akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang
terkait dengan fungsi berdiri anak terlambat. Karena itu perkembangan
awal ini merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan
selanjutnya.
- Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai
kecepatan yang berbeda pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan
yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan
fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
- Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan pada
saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi
peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.
- Perkembangan mempunyai pola yang tetap perkembangan
fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
a. Perkembangan
terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah anggota tubuh
- Perkembangan terjadi lebih dahulu pada
kemampuan gerak kasar diikuti kemampuan gerak halus.
- Perkembangan memiliki tahap yang berurutan tahap
perkembangan seorang anak memiliki pola yang teratur dan berurutan, dan
tahapan tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih
dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu gambar kotak, anak mampu
berdiri sebelum berjalan, dan sebagainya.
4. Stimulasi
Tumbuh Kembang Anak
Sebelum mamahami tentang periode dan aspek perkembangan yang berlangsung
pada anak balita, maka penting dipahami beberapa prinsip tentang stimulai
tumbuh kembang. Stimulasi tumbuh kembang pada anak balita merupakan kegiatan
merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh kembang secara optimal. Setiap
anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada
setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh orang tua, yang
merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu atau pengasuh anak, anggota
keluarga lain dan orang dewasa lainnya. Kurangnya sti,ulasi dapat menyebabkan
penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap. Kemampuan dasar
anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar,
kemampuan gerak motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan
sosialisasi dan kemandirian.
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar
yang perlu diperhatikan yakni :
a.
Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan
kasih sayang.
b.
Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik, karena
anak akan meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengan anak.
c.
Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
d.
Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain,
bernyanyi, bervariasi menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
e.
Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan
sesuai umur anak, terhadap 4 (empat) aspek kemampuan dasar anak.
f.
Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman
dan ada disekitar anak.
g.
Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan
perempuan.
h.
Berikan selalu pujian bila perlu hadiah atas
keberhasilannya.
5.
Kemampuan Anak di Bawah Usia Lima Tahun (12 – 59 bulan)
Pada masa
ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi
eksresi/pembuangan. Periode penting dalam tumbuh kembang masa usia ini akan
mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada usia 3 tahun
pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung;
dan tejadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga
terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan
antar sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari
kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf hingga bersosialisasi.
a.
Kemampuan Motorik
Masa ini
disebut sebagai masa sangat aktif dari seluruh masa kehidupannya, karena
tingkat aktivitasnya dan perkembangan otot besar mereka sedang tumbuh. Demikian
halnya dengan kemampuan motorik halus anak, sudah mulai meningkat dan menjadi
lebih tepat pada saat berusia 5 tahun. Koordinasi tangan, lengan dan tubuh
dapat bergerak bersama dibawah koordinasi yang lebih baik daripada mata.
Dengan
demikian masa ini disebut juga sebagai masa belajar berbagai kemampuan dan
keterampilan, dengan berbekal rasa ingin tahu yang cukup kuat dengan seringnya
anak mencoba hal-hal baru dan seringnya pengulangan menyebabkan masa ini
menjadi masa yang tepat untuk mempelajari keterampilan baru.
Kemampuan motorik yang dimiliki anak
sbb;
Usia
|
Gerak Kasar
|
Gerak Halus
|
12-15 bulan
|
- Berjalan tanpa pegangan sambil menarik mainan
yang bersuara,
- Berjalan mundur,
- Berjalan naik dan turun tangga,
- Berjalan sambil berjinjit
- Menangkap dan melempar bola
|
- Bermainan balok dan menyusun balok.
- Memasukkan dan mengeluarkan benda kedalam
wadah.
- Memasukkan benda yang satu ke benda lainnya.
|
15-18 bulan
|
- Bermain di luar rumah.
- Bermain air
- Menendang bola.
|
- Meniup ,
- Membuat untaian.
|
18-24 bulan
|
- Melompat,
- Melatih keseimbangan tubuh,
- Mendorong mainan dengan kaki.
|
- Mengenal berbagai ukuran dan bentuk,
- Bermain puzzle,
- Menggambar wajah atau bentuk,
- Membuat berbagai bentuk dari adonan kue/lilin
mainan.
|
24-36 bulan
|
- Latihan menghadapi rintangan,
- Melompat jauh,
- Melempar dan menangkap bola besar.
|
- Membuat gambar tempelan,
- Memilih dan mengelompokkan benda-benda menurut
jenisnya,
- Mencocokan gambar dan benda,
- Konsep jumlah,
- Bermain/menyusun balok-balok.
|
36-48 bulan
|
- Menangkap
bola kecil dan melemparkan kembali.
- Berjalan
mengikuti garis lurus,
- Melompat
dengan satu kaki,
- Melempar
benda-benda kecil ke atas,
- Menirukan
binatang berjalan,
- Berjalan
jinjit secara bergantian.
|
- Memotong
dengan menggunakan gunting,
- Menempel
guntingan gambar sesuai dengan cerita.
- Menempel
gambar pada karton.
- Belajar
'menjahit' dengan tali rafia.
- Menggambar/menulis
garis lurus, bulatan,segi empat, huruf dan angka.
- Menghitung
lebih dari 2 atau 3 angka.
- Menggambar
dengan jari, memakai cat,
- Mengenal
campuran warna dengan cat air,
- Mengenal
bentuk dengan menempel potongan bentuk.
|
48-60 bulan
|
- Lomba
karung
- Main
engklek
- Melompat
tali.
|
- Mengenal
konsep "separuh atau satu"
- Menggambar
dan atau melengkapi gambar,
- Menghitung
benda-benda kecil dan mencocokkan dengan angka.
- Menggunting
kertas (sudah dilipat) dengan gunting tumpul,
- Membandingkan
besar/kecil, banyak/sedikit, berat/ringan.
- Belajar
'percobaan ilmiah'
- Berkebun.
|
6.
Kebutuhan Anak Balita
Setiap anak
yang dilahirkan membawa sejumlah potensi. Potensi tersebut akan dapat
berkembang secara optimal apabila dikembangkan sejak dini melalui pemenuhan
kebutuhan kesehatan, gizi yang memadai, layanan pengasuhan yang tepat.
Upaya
pembinaan tumbuh kembang anak dirahkan untuk meningkatkan kesehatan fisik,
mental, dan emosional dan sosial anak. Upaya tersebut dilakukan sedini mungkin
sejak di dalam kandungan dengan perhatian khusus pada bayi dan anak balita yang
merupakan masa kritis dan masa emas bagi kelangsungan tumbuh kembang anak.
Secara umum
kebutuhan anak balita terbagi pada 2 bagian yaitu (1) kebutuhan fisik seperti
kebutuhan untuk hidup: fisiologis, makan, minum, dan istirahat. (2) kebutuhan
psikologis yaitu rasa aman, nyaman, disayang, serta diperhatikan, sehingga anak
tumbuh percaya diri dan bangga akan kemampuan dirinya. (3) perlakuan yang salah
(4) tindakan yang dapat dilakukan. (5)
- Kebutuhan
Fisik Anak Balita
Kebutuhan
fisik anak balita menurut rentang usia dapat dilihat dari matriks berikut ini:
NO
|
SIKLUS/
USIA ANAK
|
KEBUTUHAN ESSENSIAL
|
JENIS LAYANAN
|
1
|
Janin dalam kandungan sampai lahir
|
|
- Pemberian
makanan bergizi seimbang
- Suplementasi
gizi mikro
|
- Janin
tumbuh kembang secara normal
|
Pelayanan pemeriksaan kehamilan
|
Stimulasi janin dalam kandungan
|
Penyuluhan tentang konsep diri ibu hamil
|
- Pencegahan
dan pengobatan penyakit
|
- Imunisasi
TT
- Pencegahan
penyakit menular lainnya
- Pengobatan
|
|
Pertolongan persalinan
|
5. Asuhan bayi baru lahir
|
1.Pencatatan berat dan panjang lahir.
2. Manajemen terpadu bayi muda (MTBM) a.l:
- Pemeriksaan
kesehatan
- Penanganan
penyakit
- Injeksi
vitamin K1
- Pemberian
salep mata
- Perawatan
tali pusar
- Menjaga bayi tetap hangat
|
2
|
Bayi 0-28 hari
|
1.Asupan gizi seimbang
|
- Inisiasi
menyusui dini
- Pemberian
ASI ekslusif
- Pemberian
makanan bergizi seimbang bagi ibu
- Suplementasi
gizi mikro bagi ibu
|
2. Asuhan bayi baru lahir
|
- Pencatatan
berat dan panjang lahir
- Manajemen
terpadu bayi muda (MTBM) yang mencakup antara lain:
- Pemeriksaan
kesehatan
- Penanganan
penyakit
- Injeksi
vitamin K1
- Pemberian
salep mata
- Perawatan
tali pusar
- Menjaga
bayi tetap hangat
|
3.Pencegahan penyakit
|
Pemberian Imunisasi
|
4.Tumbuh kembang normal
|
Stimulasi tumbuh kembang
|
5. Akte kelahiran
|
Pencatatan kelahiran & penerbitan akte
kelahiran
|
3
|
Bayi 1 – 24 bulan
|
- Asupan
gizi seimbang
|
Pemberian ASI ekslusif untuk bayi usia 1-6
bulan
|
Pemberian makanan bergizi dan Suplementasi gizi
makro kepada ibu
|
Pemberian ASI untuk usia 6-24 bulan
|
Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) mulai usia
6 bulan
|
Pemberian makanan keluarga bergizi seimbang untuk
anak usia 1 tahun keatas
|
Pemberian zat gizi mikro mulai usia 6 bulan
|
|
|
2. Tumbuh kembang normal
|
Penimbangan setiap bulan
|
Stimulasi dini
|
Penyuluhan stimulasi tumbuh kembang bagi ibu,
keluarga, dan pengasuh lainnya
|
Deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
(DIDTK)
|
- Pencegahan
dan pengobatan penyakit
|
Imunisasi lengkap sebelum usia 1 tahun
|
Manajemen terpadu balita sakit (MTBS)
|
Perawatan balita gizi buruk
|
Pencegahan penyakit menular.
|
4
|
Anak 2-6 tahun
|
|
Pemberian makanan dengan gizi seimbang (family
food)
|
Fortifikasi /suplementasi zat gizi mikro sampai usia
5 tahun
|
|
Penimbangan balita setiap bulan sampai usia 5
tahun
|
Stimulasi dini
|
Penyuluhan stimulasi tumbuh kembang bagi ibu,
keluarga, dan pengasuh lainnya
|
Deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
(DIDTK)
|
- Pencegahan
dan pengobatan penyakit
|
Imunisasi booster
|
Manajemen terpadu balita sakit (MTBS)
|
Perawatan balita gizi buruk
|
Pencegahan penyakit menular lainnya
|
- Pengembangan
kecerdasan jamak:
- Verbal/bahasa
- Matematik/logika
- Spasial
- Kinestetik
- Musik
- Interpersonal
- Intrapersonal
- Naturalis
- Spiritual
|
Pendidikan dini melalui pemberian rangsangan
pendidikan sesuai tahap perkembangan dan potensi anak mencakup:
- Pengembangan
sensori motor,
- Pengembangan
main peran,
- pengembangan
main pembangunan.
- Bimbingan
keagamaan sesuai sesuai usia anak.
- Bimbingan belajar sambil bermain bagi anak usia 3
– 4 tahun untuk memenuhi hak anak atas pendidikan.
|
|
Janin sampai 6 tahun yang mempunyai kebutuhan
khusus
|
- Penerimaan
dan kasih sayang
- Pemeliharaan
dan perawatan.
- Asuhan,
bimbingan, didikan dan pembinaan
- perlindungan
|
Pemeliharaan, perawatan, bimbingan, pendidikan,
pembinaan dan perlindungan
Sesuai kebutuhan khususnya
|
7.
Gangguan yang Sering Ditemukan
Terdapat
beberapa gangguan yang sering ditemukan pada anak dan perlu diketahui orang tua
atau pengaush sehingga dapat dilakukan tindakan penanganan dengan segera.
Gangguan yang sering ditemukan adalah sebagai berikut:
a. Gangguan
Bicara dan Bahasa
Kemampuan
berbicara merupakan indikator seluruh perkembangan anak, karena kemampuan
berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya.
Hal ini akan melibatkan aspek kognitif, motorik, psikologis, emosi dan
lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan
bicara dan berbahasa bahkan dampaknya akan menetap.
b. Cerebral Palsy
Merupakan
suatu kelainan gerakan dari postur tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan
suatu kerusakan atau gangguan pada sel-sel motorik pada susunan syaraf pusat
yang sedang tumbuh atau belum selesai pertuimbuhannya.
c. Down Syndrom
Anak dengan Down
Syndrom adalah individu yang tidak dapat dikenal dari fenotifnya dan
mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom
21 yang berlebih. Perkembangannya lebih lambat dari anak yang normal. Beberapa
faktor penting seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia
yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan
keterlambatan perkembangan motorik dan keterlambatan untuk menolong diri
sendiri.
d. Perawakan
Pendek
Atau disebut
sebagai short stature merupakan suatu terminologi mengenai tinggi badan
yang berada dibawah persentil 3 atau -2SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku
pada populasi tersebut. Penyebabnya dapat karena variasi normal, gangguan gizi,
kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
e. Autisme
Merupakan
gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak
usia 3 tahun. Pervasif berati meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga
gangguan tersebut sangat luas dan berat yang mempengaruhi anak secara mendalam.
Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku.
f. Retardasi
Mental
Merupakan
suatu kondisi yang ditandai dengan tingkat intelegensi yang rendah (IQ <70)
yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap
tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal .
g. Gangguan
Pemusatan Perhatian dan Hyperaktivitas (GPPH)
GPPH disebut
juga sebagai Attention Dificultty Hyperactivity Disorder
(ADHD).Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan
perhatian dan seringkali disertai dengan hiperaktivitas.
B.Manajemen Kebidanan
1. pengkajian
Ø Data
Subjektif.
Data yang dibuat atau
disusun dari hasil anamnesa Biodata/Identitas
Nama anak : Untuk mengenal dan
memanggil, mencegah kekeliruan dengan pasien lain.
Umur : dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal
bahwa usia aman untuk membatasi kehamilan dan persalinan.
Jenis kelamin : Untuk mengetahui kebutuhan
segera pasien
Nama orangtua : Menudahkan memberikan
konseling terhadap keluhan yang di rasakan
Agama : Memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam
melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kepercayaan yang dianut klian.
Pendidikan : Pendidikan dan pengetahuan yang rendah dapat mempengaruhi terhadapat
kesehatan ibu .
Pekerjaan : pekerjaan yang berat dapat mempengaruhi
kesehatan ibu. Jika pekerjaan ibu sangat berat maka harus diberikan konseling
tentang hal-hal yang dapat mempengaruhi keselamatan.
Alamat : Untuk mengetahui dimana tempat tinggal ibu,
mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama.
Keluhan Utama : Keluhan
utama yang paling dirasakan oleh ibu sehingga datang ke tempat pelayanan
kesehatan yang menyangkut 5W+1H.
Riwayat penyakit : Adanya keluarga yang pernah
mengalami kejadian yang sama
Respon keluarga : Tanggapan keluarga tentang
masalah yang di alami oleh anak
Riwayat
Kesehatan : Untuk mengetahui masa kehamilan yang lalu,cukup bulan/tidak.jenis
persalinan spontan /tidak terdapat indikasi /tidak.
Komplikasi : Ibu (HT,partus lama,infeksi,penggunaan obat,KPD,perdarahan)
Riwayat
pemberian nutrisi : Asi
tercukupi/tidak,PASI di berikan /tidak
Status kesehatan
terakhir: Untuk mengetahui adanya alergi terhadap makanan,debu atau obat.
Imunisasi dasar : BCG,HEPATITIS
B,POLIO,DPT,CAMPAK
2.Data Objektif
Pemeriksaan
Umum
Keadaan
umum : baik atau tidak
Kesadaran : tingkat kesadaran pasien, missal composmentis, apatis,
soporakomatus.
TTV : Nadi normalnya 80-100 x/menit
Suhu
normalnya 36,5-37,5oc
Berat
badan ukur berat badan dan bandingkan dengan sebelum hamil.
Tinggi
Badan : mengukur tinggi badan
Pemeriksaan
Fisik : Inspeksi
Kepala : kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, warna hitam/pirang.
Muka
: tidak oedema, tidak pucat
Mata :simetris /tidak, konjungtiva merah muda/putih, sclera icterus/tidak.
Hidung
: bersih/tidak, ada polip/tidak, ada PCH/tidak.
Mulut : mukosa bibir lembab/tidak, ada stomatitis/tidak, ada caries gigi/tidak,
lidah bersih/tidak.
Telinga
: bersih/tidak, ada serumen/tidak
Leher
: ada pembesaran kelenjar tiroid/tidak. dan ada bendungan vena jugularis/tidak.
Dada : ada retraksi dinding dada/tidak
Payudara : terdapat benjolan abnormal/tidak, payudara bersih/tidak.
Perut
: ada kelainan/tidak
Genetalia
: Ukuran,bentuk,kelainan
Anus
: ada /tidak
Ekstremitas
atas dan bawah : Simetris /tidak,sindaktil/polidaktil.
DIAGNOSA
/ MASALAH POTENSIAL
Mengidentifikasi
diagnosa / masalah yang mungkin akan muncul berdasarkan rangkaian masalah dan
diagnosa yang sudah diidentifikasi
TINDAKAN
SEGERA : Tindakan
segera oleh bidan untuk mencegah terjadinya diagnosa/masalah potensial.
INTERVENSI : suatu pengembangan rencana yang menyeluruh yang meliputi : apa yang
diidentifikasikan oleh kondisi setiap masalah yang berkaitan, gambaran tentang
apa yang terjadi berikutnya,konseling: dan rujukan.
IMPLEMENTASI : sesuai
dengan masalah dan kebutuhan ibu maka dilakukan implemesusunntasi dari rencana
tindakan yang telah disusun, implementasi selalu diupayakan dalam waktu
singkat, efektif,hemat dan berkualitas.
EVALUASI : adalah proses penilaian pencapaian tujuan suatu pengkajian ulang
rencana kebidanan, sedangkan tujuan dari evaluasi adalah menentukan pasien
dalam mencapai tujuan yang ditentukan dan menilai efektifitas rencana kebidanan
atau asuhan kebidanan.
Jadi
secara rinci catatan perkembangan berisi uraian yang berbentuk SOAP (subyektif,
obyektif,assessment, planning) dari catatan perkembangan dapat mengetahui
beberapa hal antara lain apakah tujuan sudah tercapai dan perlu adanya
perubahan modifikasi dalam perencanaan dan tindakan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis mengadakan studi kasus pada balita dengan
kasus berat badan tidak naik di Posyandu dusun 4 kincang wetan Jiwan dan
memahami penatalaksanaan medis pada klien tersebut, maka penulis akan
memaparkan secara teori dan membandingkan dengan penatalaksanaan dalam praktek.
Adapun hasil pembahasan adalah sebagai berikut:
a. Data Subjektif
Pada kasus ini
An. “F” dengan umur 2 tahun mengalami masalah susah makan yang berakibat dengan
menurunnya berat badan.Hal ini sangat wajar terjadi di tumbuh kembang balita.
b. Data Objektif
Data objektif
meliputi pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik yang
telah dilakukan pada klien ialah dilakukan pemeriksaan keadaan umum, suhu,
nadi, pernafasan di peroleh hasil keadaan umum baik suhu 36,5 0C,
nadi 80 x/menit, pernapasan 20 x/menit,TB:95
cm,BB:8,8kg. Mata tidak anemis,sclera tidak ikterus,pandangan tidak kabur.
Wajah tidak ada oedem.dan tidak ada kloasma. Gigi tidak ada caries dan tidak
ada perdarahan gigi. Leher tidak ada pembesaran vena jugularis dan pembesaran
kelenjar tyroid. Dada simetris tidak ada benjolan abnormal. Axilla tidak ada
pembesaran getah bening dan tidak ada benjolan abnormal. Sistem respiratori
tidak ada whezing dan ronchi. Pinggang tidak ada kelainan (kifosis,lordosis dan
skoliosis). Ekstremitas bawah simetris.Genetalia luar tidak oedem. Anus tidak
ada benjolan abnormal.
c. Diagnosa kebidanan
Diagnose/masalah yang didapat yaitu An. “F” umur 2 tahun
mengalami masalah tumbuh kembang dengan berat badan tidak naik.Diagnose/masalah
ini merupakan pengembangan mengenai masalah dari interpretasi data dasar
kedalam identifikasi yang spesifik mengenai diagnose, masalah ataupun kebutuhan
yang ditunjang oleh data subyektif dan obyektif.
Berdasrkan teori dan kasus yang terdapat di lahan,
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek lahan.
d. Planning/perencanaan
Asuhan kebidanan
yang diberikan pada An.”F” dengan masalah berat badan yang tidak naik menurut
buku panduan tumbuh kembang (denver) perlu dilakukan manajemen yaitu : 1.
Lakukan komunikasi terapeutik. 2.Memberikan penjelasan tentang masalah yang
terjadi. 3.Menganjurkan ibu untuk mengawasi pola makan anak. 4.Menjelaskan pada
ibu untuk memberi makan yang bergizi.5.Menjelaskan tentang KIE tumbuh kembang
anak sesuai usia. 6. Lakukan konsultasi dengan petugas kesehatan bila masalah
belum teratasi.Hal ini sesuai dengan penanganan di prkatek lahan dan tidak ada
kesenjangan.
e. Implementasi/pelaksanaan
Pelaksanaan yang
diberikan pada An.“F” terdapat kesesuaian dengan teori karena pelaksanaan yang
dilakukan telah sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan
telah disetujui oleh keluarga.
f. Evaluasi
Hasil evaluasi
yang diharapkan pada An.“F”dengan masalah kenaikan berat badan yaitu:
1).
Ibu mampu mengetahui masalah yang terjadi pada anaknya.
2).
Setelah dilakukan pemeriksaan di harapkan ibu mengerti dengan
keadaannya dan masalah tumbuh kembang
balita segera teratasi.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari data
subjektif diperoleh kesimpulan,An.“F” umur 2 tahun dengan keluhan tidak
bertambahnya berat badan.Data objektif diperoleh kesimpulan, keadaan anak saat
ini dalam keadaan baik, data tersebut diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang.
Dari hasil
diagnosa kebidanan diperoleh kesimpulan, pada An.“F” adalah Kondisi dalam
keadaan baik.Diagnosis tersebut ditegakkan berdasarkan data subjektif dan
objektif.
Dari data planning diperoleh kesimpulan, rencana
asuhan kebidanan pada tumbuh kembang balita dengan masalah tidak bertambahnya
berat badan selama satu bulan dengan mengacu pada standar asuhan yaitu denver.
Dari data
implementasi dapat disimpulkan pelaksanaan yang diberikan pada An.“F” terdapat
kesesuaian dengan teori karena pelaksanaan yang dilakukan telah sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya dan telah disetujui oleh keluarga.
Dari data evaluasi dapat disimpulkan semua asuhan yang
diberikan sudah sesuai dengan standar asuhan manajemen pelayanan tumbuh kembang
pada balita.
B. Saran
Untuk Mahasiswa:
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan ini karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan , untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah
ini.
Refrensi
terbaru dalam penulisan laporan ini sangat diperlukan guna mendukung
perkembangan ilmu pengetahuan.
Untuk lahan :
Dengan
adanya presentasi kasus ini lebih banyak perhatian dan bimbingan kepada mahasiswa dengan tujuan untuk meningkatkan
pelayanan dan pendidikan.
Untuk instusi :
Semoga
dengan adanya presentasi kasus dilahan dapat dijadikan klasifikasi antara teori
di kampus dengan di lahan.