2.1
Konsep
Dasar Kesuburan
2.2.1
Definisi
Konsep kesuburan
menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah kemampuan menghasilkan keturunan.
Kesuburan atau
fertilitas adalah kemampuan alami
seorang wanita untuk memberikan keturunan. Sebagai ukuran, tingkat fertilitas
adalah jumlah anak lahir per pasangan, orang, atau populasi (Kamus Kesehatan, 2012).
2.2.2 Syarat- Syarat Kesuburan Wanita
Menurut Martha (2012 : 17), syarat-syarat kesuburan
seorang wanita adalah sebagai berikut :
1)
Ovulasi yang tetatur /
memuaskan.
2)
Saluran telur yang
sehat sehingga memungkinkan terjadinya pertemuan sel sperma dan sel telur.
Saluran ini akan memberi gizi dan membantu embrio untuk menempuh perjalanan
sampai ke rongga rahim dan mengadakan implantasi.
3)
Selaput dinding yang
sehat bagi proses implantasi .
4)
Fungsi leher rahim
yang memadai untuk menghasilkan lendir yang melancarkan perjalanan sel sperma
sehat sampai ke saluran telur.
5)
Keharmonisan antar hubungan suami-istri
yang menunjang.
2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kesuburan
Berikut ini ada beberapa hal yang
dapat mempengaruhi kesuburan seorang wanita :
1)
Usia
Pada wanita yang
berusia 20-35 tahun adalah masa yang yang paling tinggi kesuburannya dan usia
di atas 37 tahun kesuburan perlahan-lahan akan menurun sampai usia 40-50 tahun
memasuki masa menopouse kesuburan wanita akan menurun drastis dan cadangan sel
telur akan habis pada masa ini (Junaidi, 2012 : 10).
2)
Merokok
Merokok mengganggu
sistem vaskularisasi (peredaran darah) dalam tubuh. Padahal, bila jaringan
tidak mendapat aliran darah yang cukup, maka seluruh organ tubuh, termasuk
organ-organ reproduksi, menjadi tidak sehat. Sehingga prodiktivitas sel telur
akan buruk dan wanita tersebut akan cepat mengalami menopouse (berhenti haid)
dan serviks dan tuba falopii akan mengalami kerusakan secar prelahan (Junaidi,
2012 : 11)
3)
Obesitas
Kegemukan atau
obesitas bagi wanita harus diperhatikan mengingat bila bila BMI (body mass
index) di atas 25, lemak secara otomatis menjalani proses esterifikasi (proses
spontan yang mengubah lemak menjadi hormon). Sayangnya, hormon ekstra yang
dihasilkan itu malah mengganggu keseimbangan hormon yang sudah ada di dalam
tubuh. Padahal, untuk proses pengeluaran sel telur, syarat utamanya adalah
hormon dalam kondisi seimbang (Junaidi, 2012:
10)
4)
Kelainan organ reproduksi
Organ reproduksi yang
tidak normal tidak akan bisa berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga bisa menyebabkan seorang wanita sulit
untuk mendapatkan kehamilan. Diantara kelainan organ reproduksi yang dapat
menghambat wanita untun mendapatkan kehamilan yaitu endometriosis, kelainan
lendir serviks (terlalu kental dan terlalu asam), adanya mioma uteri, dan
riwayat IMS dan radang panggul. (Fauziah, 2012: 32)
5)
Mengkonsumsi alkohol
Alkohol dapat
menyebabkan penurunan kesehatan seseorang secara umum, dan dapat menyebabkan
wanita mengalami gangguan haid sehingga mengurangi kemungkinan wanita untuk
hamil.
(Junaidi, 2012: 12)
6)
Penggunaaan alat kontrasepsi
Penggunaaan alat
kontrasepsi non hormonal seperti metode KB alamiah tanpa alat (senggama
terputus, pantang berkala dan MAL), metode alamiah dengan alat (kondom,
spermiside, dan diafragama), serta IUD
tidak akan mengganggu kesuburan seorang wanita. Hal ini karena metode
kontrasepsi tersebut tidak menggunakan hormon untuk mengatur kehamailan. Jadi
ketika metode tersebut sudah tidak digunakan maka dengan cepat akan terjadi
kehamilan kembali (Junaidi, 2012: 13).
Sedangkan kontap
seperti vasektomi dan tubektomi ini sebenarnya tidak terjadi perubahan dalam
fungsi seksual (tidak terjadi perubahan hormon dalam ovarium). Tetapi karena
metode ini mempunyai mekanisme kerja dengan cara menghambat pertemuan sperma
dan sel ovum secara permanen dengan menutup saluran tuba falopii (pada wanita)
dan oklusi vase deferensia (pada pria), maka dengan hali ini tidak akan terjadi
kehamilan (Saifuddin, 2010: MK79-85).
Berbeda
dengan penggunaan kontrasepsi hormon yang dapat menghambat kesuburan seorang
wanita yang memakainya. Untuk KB pil oral kontrasepsi ini akan membutuhkan
waktu sekitar 1–3 bulan lebih lama untuk mendapatkan kesuburan jika
dibandingkan dengan akseptor KB IUD dan metode alamiah lainnya. Lamanya
kembalinya kesuburan pada aksptor KB pil ini tidak dipengaruhi oleh waktu
penggunaan KB, tetapi karena usia akseptor lebih tua, terutama telah
menggunakan KB pil dalam jangka waktu yang lama (Hartanto, 2004: 126). Begitu
juga untuk KB suntik tidak
terbukti bahwa kontrasepsi suntik mempengaruhi kesuburan secara permanen.
Suntik 3 bulan yang mengandung DMPA membutuhkan waktu 6 bulan dari
suntikan terakhir untuk mengembalikan kesuburannya tanpa memandang lama
penggunaan (Nugroho, 2007 : 13). Menurut Hartanto (2004: 172), akseptor KB
suntik 3 bulan akan mendapatkan kesuburan rata-rata 6-12 bulan. Sedangkan untuk
akseptor KB suntik 1 bulan akan mendapatkan kembali haidnya setelah 3-5 bulan
setelah penyuntikan.
2.2.4 Cara Meningkatkan Kesuburan
Junaidi
(2012: 18-19), mengemukakan bahwa untuk meningkatkan kesuburan dapat melakukan
hal-hal berikut :
1) Berhenti
merokok dan mengkonsumsi alkohol.
2) Minum
banyak air putih, minimal 2,5 liter setiap hari.
3) Menjalani
pola hidup sehat, makan makanan bergizi, hindari asap rokok dan paparan
radiasi.
4) Mengkonsumsi
makanan yang bisa meningkatkan kesuburan separti coklat, kerang, telur,
alpukat, pisang, dan hati.
5) Istirahat
cukup dan olahraga secara teratur
6) Menghindari
stress dan mampu mengelola stress dengan baik.
7) Berfikir
positif dan berdo’a.
Selain hal-hal di atas, berdasarkan informasi dari www.Liputan6.com
(14 Februari 2012), dalam tulisannya menyampaikan untuk dapat meningkatkan
kesuburan wanita adalah dengan cara :
1)
Minum multivitamin
seperti Asam Folat, Vitamin B12, dan Selenium bisa membantu meningkatkan kesehatan
sekaligus kesuburan wanita.
2)
Menurunkan berat badan
Lemak tubuh
menghasilkan hormon estrogen, yang membuat siklus ovulasi tubuh. Menghilangkan
5% dari berat badan Anda dapat meningkatkan pembuahan oleh wanita.
3)
Menghindari
mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein karena hal tersebut bisa mengganggu
pergerakan tuba falopii dalam membara sel telur.
4)
Melakukan hubungan
seksual secara teratur yaitu seminggu
satu kali.
5)
Mengganti KB setelah
10 kali suntikan (KB suntik 3 bualn) dengan KB non hormonal untuk menstabilkan
hormon (Suroso, 2011).
2.2.5 Pengembalian Kesuburan Setelah Menggunakan
KB
Menurut Manuaba
(2010: 292), KB adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya
tersebut dapat bersifat sementara ataupun permanen. Setiap program KB akan
mempunyai efek yang berbeda terhadap kesuburan seorang wanita, tetapi untuk KB
alamiah dengan alat ataupun tanpa alat tidak akan mempengaruhi kesuburan
akseptornya. Berbeda dengan metode KB suntik.
Penggunaan KB
suntik 1 bulan dan suntik 3 bulan akan berpengaruh terhadap lama kembalinya
kesuburan seorang wanita. KB suntik 1 bulan, mantan akseptor akan mendapatkan
haidnya kembali rata-rata 3-5 bulan. Hal ini bisa terjadi karena untuk hormon yang
terkandung dalam KB suntik 1 bulan dapat lebih cepat dimetabolisme oleh tubuh. Sedangkan
untuk KB suntik 3 bulan, mantan akseptor akan memerlukan waktu 1,5-3 bulan
lebih lama untuk kembali hamil jika dibandingkan dengan akseptor KB pil. Hal
ini tergantung pada kecepatan metabolisme DMPA dan juga pada berat badan
akseptor. Tidak ditemukan bukti bahwa kontrasepsi suntik 3 bulan menyebabkan
gangguan kesuburan secara permanen. Lebih dari 50% mantan akseptor akan
mengalami haid kembali setelah 6 bulan dan rata-rata 85% 12 bulan dari suntikan
yang terakhir. Lama atau tidaknya penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan tidak
menyebabkan terjadinya efek komulatif dari obatnya (Hartanto, 2004:172). Hanya saja, obat KB yang disuntikan akan
tersimpan dalam jaringan lemak tubuh sehingga dalam darahnya masih tersimpan
hormon progesteron, maka sebagian wanita memerlukan waktu untuk mendapatkan
kesuburan rahim yang sebelumnya kondisi pada dinding endometrium mengalami
atrofi dengan kelenjar yang tidak aktif (Hartanto, 2004: 166).